Berita Flores Timur
Mantra Adat Orang Bantala Flores Timur Simak di Buku Sastra Lisan Maran
Empat penulis di Flores TImur sukses menggarap buku Sastra Lisan Maran berisi mantra atau tuturan pelbagai ritual yang mendasari peradaban masyarakat.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Peggiat budaya dari kalangan muda di Kabupaten Flores Timur menginisiasi bincang Buku Sastra Lisan 'Maran' di Aula Paroki Waibalun, Kecamatan Larantuka, Senin 31 Juli 2023.
Sastra Lisan Maran dalam buku setebal 107 halaman ini ditulis, Yohanes Marianus Wain, Silvester Petara Hurit, Rahman Nurhijah Sulaiman, dan Sirilus Pehan Balun.
Buku ini digarap melalui rekaman audio tentang lantunan mantra adat di Lewotala, Desa Bantala, Kecamatan Lewolema. Kampung di bawah Gunung Ile Mandiri terkenal dengan ritus adat sakral, seperti kampung adat di Flores Timur umumnya.
Yohanes Marianus Wain mengatakan buku ditulis bersama timnya sejak empat bulan lalu. Yohanes atau biasa disapa Jhoe Wain mengatakan, buku 'Maran' berisikan mantra atau tuturan pelbagai ritual sebagai dasar peradaban masyarakat adat.
Baca juga: Kasus Laka Lantas Ancam Nyawa, Orang Tua di Flores Timur Jangan Salah Manja Anak
"Maran merupakan sastra lisan masyarakat adat suku Lamaholot di Desa Bantala. Ini difungsikan sebagai mantra religi atau doa pengharapan yang menjadi dasar setiap aspek kehidupan suku Lamaholot," ungkapnya.
Ia menerangkan, selain disajikan dalam bahasa Lamaholot (bahasa daerah), buku tersebut juga disertai terjemahannya agar pembaca tak kesulitan mencerna maknanya.
"Maran menggunakan bahasa lamaholot yang baku dan jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki narasi-narasi dengan gaya bahasa metafora," jelasnya.
Perjalanan panjang menulis buku bertajuk budaya membawa kepuasan tersendiri. Tim penulis memerlukan waktu ekstra saat mentranskip audio Maran menjadi narasi tulisan.
Baca juga: Oknum ASN Lembata Diduga Bawa Narkoba Ditangkap Polres Flores Timur
Ia mengucapkan terimakasih kepada Dana Indonesiana Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk membuat dokumentasi sastra lisan.
"Limpah terimakasih saya haturkan untuk Maestro Ata Maran Yakobus Gowing Sogen, Silvester Petara Hurit, dr. Rahmah Nurhijjah, dan Sirilus Pehan Balun yang sudah terlibat aktif dalam kegiatan pendokumentasian sastra lisan maran," imbuhnya.
Jhoe menambahkan, awalnya hanya meliputi 7 ritual yang terakomodasi dalam kontrak kerja, namun karena maran sendiri bersifat berkesinambungan, maka sang Maestro Ata Maran, Yakobus Gowing sogen memutuskan mengembangkan pendokumentasian menjadi 21 ritual.
Karya ini kemudian ditayangkan dalam akun Youtube Le-Wai. Bukunya pun telah dicetak sebanyak 100 buah untuk didistribusikan kepada khalayak.
Baca juga: Festival Lewokluok Flores Timur Potensial Masuk Kalender Event Nusantara Kalau Penuhi Syarat Ini
Berita Flores Timur hari ini
Buku Sastra Lisan Maran
Mantra adat Lewotala Flotim
Bincang Buku Sastra Lisan Maran
TribunFlores.com hari ini
Puluhan Pelanggar Lalin Berat Ditilang Satlantas Polres Manggarai Timur |
![]() |
---|
Jembatan Tambatan Perahu di Palue Ambruk Diterjang Gelombang, Perahu Motor Sulit Sandar |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 2 Agustus 2023, Menemukan Harta Terpendam |
![]() |
---|
Bukan Hanya Mobil Rental, TS Juga Sewa 9 Motor Milik Warga Kota Maumere |
![]() |
---|
Bacaan-bacaan Liturgi Rabu 2 Agustus 2023 Peringatan St Eusebius Vercelli, Petrus Yulianus Eymard |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.