Berita Ende

Hari Ini 98 Tahun Lalu, Perempuan Cantik, Watu Gamba Tak Bisa Diledakan di Jalan Trans Flores

FLORESWEG GEOPEND 31 Agustus 1925. Tulisan ini terpahat prasasti batu marmer yang menempel bongkahan batu raksasa warna hitam pada KM 17 Kota Ende.

Penulis: Egy Moa | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/EUGENIUS MO’A
WATU GAMBA - Prasasti Floresweg Geopend pada Watu Gamba di Km 17 Desa Tumberabu 2, Kecamatan Ende, Pulau Flores, Kamis 31 Agustus 2023. 

Musibah itu tak membuat kapok. Ratu Belanda, kata Titus Tara, mengutus lagi kelompok mahasiswa datang mengukur Pulau Flores. Kelompok mahasiswa yang satu datang dari arah timur menyatakan bahwa titik nol Pulau Flores ada di Kilometer 13.

Sedangkan kelompok mahasiswa yang datang dari barat menyatakan titik nol ada di Watu Gamba. Silang pendapat terjadi menentukan titik nol, sehingga disepakati titik nol Pulau Flores ada di Watu Gamba sebagai sentral Pulau Flores. Cerita yang terus terus berkembang hingga tahun 1940.

Baca juga: Serena Francis Terharu Bintang Timur Atambua Lolos ke Final El Tari Memorial Cup Rote Ndao

Kemudian pada 1937 atau sembilan tahun sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, Bung Karno yang saat itu berada di pengasingan di Ende menulis naskah sandiwara berjudul tujuh belas delapan empat lima.

Bung Karno, kata Titus Tara, dengan cerdas menganalisis angka-angka tersebut. Angka 17 di Kilometer 17, angka delapan atau Agustus sebagai peringatan dari Ratu Belanda atas kemistikan tanah Tumberabu, Ende dan Lio.

Kemudian angka empat dari penduduk lokal yang hidup dan angka lima dari mahasiswa Belanda yang meninggal dunia.

Maka lahirlah komitmen Bung Karno bahwa apapun terjadi harus proklamirkan Kkemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved