Ahmad Yani Ceramah di STFK Ledalero

Frater Bosko Beding Melukis Wajah Jenderal Ahmad Yani pada Siang Hari 30 September 1965

Kehadiran Jenderal Ahmad Yani di STFK Ledalero pada 25 September 1965 menyampaikan ceramah di masa itu menyisahkan banyak kenang sampai saat ini.

Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/EGINIUS MOÁ
Pengelola Museum Blikon Blewut IFTK Ledalero, Endi Paji memperlihatkan lukisan asli Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Kamis 21 September 2023. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Sebuah lukisan yang sudah tampak pudar terpampang pada dinding di  Museum Blikon Blewut Institut Filsafat dan Teknologi Katolik (IFTK) Ledalero di Desa Nita, Kecamatan Nita, sekitar 8 Km arah barat dari Kota Maumere di Pulau Flores, Kamis 21 Septmber 2023.   

Lukisan perwira tinggi TNI AD, Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani akan menyambut Anda, begitu kaki dijejakan di pintu museum tersebut. Warna-warna pada lukisan ini sudah lumayan lama. Warna muka Jenderal Yani, baju seragam biru TNI AD pudar dimakan usia, tak banyak orang yang tahu asal-muasal lukisan ini.

Pengelola Museum Blikon Blewut IFTK Ledalero, Endi Paji, menuturkan lukisan asli Jenderal Yani dilukis oleh Frater Bosko Beding. Dia melukis wajah Ahmad Yani pada siang hari tanggal 30 September 1965 atau lima hari setelah kunjungan Ahmad  Yani memberikan ceramah kepada para imam dan frater di STFK Ledalero pada 25 September 1965.

Pater Yahones Hamboer, SVD, salah satu saksi hidup kedatangan rombongan Jenderal Ahmad Yani ke STFK mengakui lukisan ini karya Frater Bosko Beding pada tahun 1965.   

Baca juga: Hari ini 58 Tahun Lalu Jenderal Ahmad Yani Ceramah di STFK Ledalero

 

 

Endi Paji melanjutkan, lukisan ini semula tertera nama Letjen Ahmad Yani, namun ketika mengetahui Ahmad Yani diculik dan dibunuh pada malam 30 September 1965, Frater Bosko Beding menambahkan kata (Anumerta) sebagai  penghargaan atas pengorbannya jiwa raganya bagi Tanah Air.

Lukisan bersejarah ini diakui Endi Paji pernah diminta dibeli oleh putri Jenderal Ahmad Yani, secara khusus datang ke STFK Ledalero. Namun STFK Ledalero dan museum menolak menjualnya karena lukisan ini menjadi fakta sejarah kunjungan Jenderal Yani ke STFK Ledalero. Lukisan ini menyimpan banyak ceria tentang kehadiran dan kedekatan Jenderal Ahmad Yani dengan para pastor dan STFK Ladalero.

“Waktu itu anaknya Pak Jenderal Yani datang dari Bali. Suaminya menjabat Pangdam IX Udayana. Kami tidak bisa melepas lukisan yang sangat bersejarah bagi STFK Ledalero,” ujar Endi Paji, Kamis 21 September 2023.

Demikian juga sekitar tahun 1986 atau 1987, Endi Paji menerima utusan dari Museum TNI di Jakarta datang ke STFK Ledalero meminta lukisan ini dibawa ke Jakarta. Namun Museum Blikon Blewut tidak bisa melepasnya.

Baca juga: Buronan Pencuri Lintas Flores Dibekuk di Labuan Bajo

”Kami tidak bisa kasih, karena ini lukisan ini bukti sejarah bagi STFK Ledalero.  Ini lukisan dilukis padai hari terakhirnya Jenderal Yani masih hidup,” Endi Paji memberi alasan.

Menurut Endi Paji, tentang kunjungan Jenderal Ahmad Yani ke STFK Ledalero, tak ada dokumen yang tersimpan di musem. Mereka kehilangan banyak cerita tentang momentum bersejarah itu. Meski ada sebagian dibukukan dalam otobiografi Pekerja di Kebun-Nya, Pater Nicolaas Jozef Boumans,SVD). *        

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News  

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved