Festival Tedo Tembu Wesa Wela 2023
Ritual Adat So Bhoka Au, Jelang Festival Tedo Tembu Wesa Wela 2023 di Ende
Masyarakat adat Desa Pemo masih mempertahankan ritual adat untuk menghormati leluhur, alam dan sang pencipta.
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Cristin Adal
Selama perjalanan dari induk rumah adat (Sa'o Ria Pusu Ate) para mosalaki wajib singgah di salah satu rumah adat Seko Lengo sambil menunggu mosalaki-mosalaki yang belum datang untuk bisa bersama-sama menuju tempat ritual So Bhoka Au.
Di rumah adat ini mereka (Para Mosalaki) juga menyempatkan diri makan siri pinang dan mengisap rokok tembakau. Saat ritual adat So Bhoka Au dimulai, masyarakat Desa Pemo dilarang membuat bunyi-bunyian dan larangan lainnya.
Setelah sebelas mosalaki berkumpul, mereka kemudian berjalan menuju Kopo Gana, tempat pelaksanaan ritual adat So Bhako Au yang berada di halaman rumah adat Mosalaki Wara Kamba, yohanes woda yang disebut Wara Kamba.
Saat para mosalaki berjalan menuju Kopo Gana, masyarakat atau pengunjung tidak dilarang berjalan mendahului para mosalaki atau menghalangi jalan para mosalaki. Hal ini dipercaya masyarakat setempat karena jalan tersebut sudah dilalui terlebih dahulu oleh para leluhur.
Kopo Gana merupakan tempat pelaksanaan ritual So Bhoka Au yang dilaksanakan setiap bulan Oktober setiap tahun.Wara Kamba adalah salah satu dari sebelas mosalaki yang bertugas untuk melakukan pembakaran tunas bambu aur (Bhoka Au). Sedangkan, Kopo Gana adalah tempat yang sudah sejak nenek moyang sebagaitempat untuk membakar bambu aur (So Bhoka Au).
Setibanya di Kopo Gana, sebelas mosalaki duduk mengelilingi batu mesbah yang luasanya kurang lebih 6 meter persegi dan mulai melaksanakan ritual adat So Bhoka Au.
Di areal sekitar Kopo Gana hanya bisa dimasuki oleh para mosalaki dan Aji Ana atau keluarga mosalaki, selain itu, harus melalui ijin dan persetujuan para mosalaki.
Sebelum melakukan pembakaran bambu, mosalaki yang ditugaskan untuk mengambil bambu aur yang sudah disiapkan, kembali memeriksa bambu-bambu tersebut apakah sudah pecah atau masih utuh.
Setelah itu, Mosalaki Pu'u dan Mosalaki Wera Kamba mulai melakukan pembakaran yang sebelumnya dilakukan perjanjian di antara para mosalaki yang didahului dengan permohonan leluhur agar ritual So Bhoka Au berjalan lancar.
Pada saat proses bakar bambu, para mosalaki mulai menentukan angka dari angka yang tertinggi yaitu angka 23 dan diikuti angka ganjil kebawahnya hingga angka tiga.
Angka-angka ganjil itu merupakan perhitungan hari pelaksanaan ritual So Bhako Au. Apabila pada saat disebutkan angka 23 dan bambu meletus, para mosalaki memeriksa bambu tersebut, apakah letusan bambu itu tegak lurus dari ujung hingga pangkal ataukah masih bengkok.
Apabila tegak lurus, maka 23 hari kedepan, akan dilaksanakan ritual adat Joka Ju. Namun apabila masih bengkok, akan dilakukan pembakaran lagi dengan angka ganjil dibawahnya yakni angka 21 dan seterusnya.
Pada ritual adat So Bhoka Au yang terjadi pada Minggu, 1 Oktober 2023, bambu yang dibakar meletus tegak lurus pada angka 23.
Setelah dilakukan pemeriksaan kembali oleh para mosalaki untuk memastikan garis lurus bambu yang pecah saat dibakar, ditentukan ritual adat Joka Ju akan dilaksanakan 23 hari lagi yakni tepat pada tanggal 23 Oktober 2023 dan Festival Tedo Tembu Wesa Wela dimulai pada 24 Oktober 2023.
Selama 23 hari menuju persiapan ritual adat Joka Ju, masyarakat Desa Pemo harus menjaga perilaku dalam kehidupan sehari-harinya. Apabila melanggar, akan dikenakan sanski adat oleh para mosalaki sesuai dengan jenis pelanggaran atau berat ringannya pelanggaran yang dilakukan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.