Krisis Air Bersih di Sikka

Cerita Yosep Warga Klotong Sikka Tebang 5 Pohon Pisang Setiap Hari untuk Dapat Air Minum Bersih

Sejak awal musim kemarau, warga Desa Bura Bekor Sikka mengkonsumsi air batang pisang. Prosesnya agak rumit sehingga bisa dapatkan air bersih.

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ ARNOLD WELIANTO
POTONG BATANG PISANG - Yoseph Rizal warga dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola membelah batang pisang untuk mendapatkan air, Selasa 3 Oktober 2023 

Air Batang Pisang

Sebelumnya, krisis air minum bersih membuat ratusan warga di RT 013 RW 006 Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa mengkonsumsi air dari batang pohon pisang.

"Sejak bulan delapan kami konsumsi air dari batang pisang karena air tangki yang kami beli sudah habis dan tampungan di bak juga sudah habis," kata Yoseph Rizal saat ditemui TribunFlores.com, Selasa 3 Oktober 2023.

Menurut Yoseph, warga di Dusun Klotong, Desa Bura Bekor hanya mengandalkan air hujan untuk menampung air guna memenuhi kebutuhan air pada musim kemarau.

Minimnya curah hujan tahun ini menyebabkan warga di desa terpaksa mengeruk air dari batang pohon pisang. Mereka melakukannya untuk memenuhi kebutuhan air guna kebutuhan rumah tangga.

"Air yang diambil untuk memenuhi kebutuhan minum, masak, mandi dan kelebihannya untuk minum ternak," katanya.

Yoseph mengatakan sebenarnya masih ada satu sumber mata air di desa itu. Namun jaraknya dari rumah penduduk mencapai 8 kilometer (km). Akibatnya, warga kesulitan untuk mengambil air di mata air tersebut.

Untuk mendapatkan air batang pisang secukupnya, warga terpaksa menebang beberapa pohon pisang di kebun dekat pekarangan rumah.

Pohon- pohon pisang tersebut di tebang, lalu di buatkan lubang pada pangkal pisang agar dapat menapung air pisang.

Agar dapat menampung air secukupnya,batang pisang yang sudah dilubangi ditutup kembali dengan kulit pisang dan daun pisang hingga satu hari lamanya.

Hingga air dalam batang pisang yang sudah di lubang tertampung penuh air, lalu air tersebut di gayung dan diisi dalam ember kemudian dibawah pulang ke rumah untuk dimasak dan di konsumsi.

"Pohon dibuat lubang untuk ambil pada sore hari, sehingga paginya airnya bisa diambil untuk dimanfaatkan," kata Yoseph.

Sementara itu, untuk membeli air tangki warga harus merogoh kocek hingga Rp. 250 Ribu untuk mendapatkan satu tangki air ukuran 5 ribu liter.

Menurutnya, Bagi warga yang tidak mampu membeli air tangki, warga pun terpaksa mengkonsumsi air dari batang pohon pisang.

ia pun mengharapkan kepada pemerintah untuk membantu menditribusikan air minum bersih untuk warga, sebab saat ini warga sangat kesulitan mendapatkan air minum bersih.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved