Festival Tedo Tembu Wesa Wela

Festival Tedo Tembu Wesa Wela Ajang Promosi Wisata Adat dan Budaya, Ada Air Terjun Ae Wa'u Pemo

Masyarakat adat Desa Pemo Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende, FLores, Nusa Tenggara Timur menggelar Festival bertajuk Tedo Tembu Wesa Wela di Pemo Ende

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
RITUAL ADAT - Suasana ritual adat di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Ende, Flores, NTT, Selasa 24 Oktober 2023. 

Di pelataran Sao Ria Tenda Bewa Pusu Ate (rumah adat utama yang dijaga Mosalaki Pu'u), beberapa warga menyapu dan menyiram pelataran dengan air. Diketahui mereka adalah anggota keluarga (aji ana) dari 11 mosalaki Desa Pemo.

Ramlan, Ketua Panitia Festival Tedo Tembu Wesa Wela Tana Pemo mengatakan, setiap ritual adat di kampung anggota keluarga mosalaki bertugas untuk membersihkan pelataran Sao Ria Tenda Bewa Pusu Ate. Di pelataran ini festival budaya akan diselenggarakan.

"Mosalaki akan duduk di pelataran Sao Ria Tenda Bewa Pusu Ate di atas bentangan tikar. Mereka menunggu persembahan-persembahan yang diantar oleh warga," kata Ramlan.

Di rumah-rumah warga, terlihat kaum ibu dengan nyiru bambu di tangan menapis beras merah. Mereka duduk di depan pintu rumah, tangan mereka lihai saat memisahkan biji padi dan batu-batu kecil yang tercampur pada beras.

Ramlan menjelaskan, bahwa persembahan yang diantar warga berupa beras merah dan ayam kampung disebut Kula. Mosalaki yang bertugas untuk memeriksa beras merah yang dibawa sebelum dipindahkan ke dalam bakul yang disiapkan. Sehingga harus memastikan berasnya bersih.

"Harus beras merah, beras juga bersih. Jadi sebelum di antar itu masing-masing ibu di rumah sudah tapis beras. Beras ini untuk nasi bambu bakar," jelas Ramlan.

Selain persiapan persembahan untuk pembukaan ritual Tedo Tembu Wesa Wela, masyarakat Desa Pemo sudah mempersiapkan segala bahan makan hingga kayu bakar menjelang ritual.

Kayu-kayu bakar terlihat penuh pada kolong panggung hingga samping rumah.

Beberapa ibu pulang dari kebun membawa sayur hijau yang cukup banyak ke rumah. Hal ini sudah menjadi kesadaran bersama karena diwariskan, ibu-ibu menyiapkan sayuran sampai ritual usai.

"Kami sudah siapkan ini jauh hari, kebutuhan kayu bakar dan bahan makanan dari kebun. Karena selama ritual ini berjalan kami tidak bisa ke kebun," ungkap Ramlan. (Gg).

Berita TRIBUN FLORES. COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved