2 November Hari Arwah

Sejarah Hari Arwah, Kenapa 2 November Disebut Hari Arwah dalam Tradisi Gereja Katolik

Penetapan 2 November memiliki alasan tersendiri. Simaklah sejarah Hari Arwah dan Kenapa 2 November Disebut Hari Arwah

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
GEREJA- Komplek pekuburan di sayap kanan Gereja Tua Sikka. Sejarah Hari Arwah, Kenapa 2 November Disebut Hari Arwah dalam Tradisi Gereja Katolik. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Tanggal 2 November merupakan momen perkabungan bagi umat Katolik sedunia.

Tanggal 2 November ditetapkan sebagai hari arwah. Momen Umat Katolik mendoakan orang yang telah meninggal.

Di wilayah tertentu, pada 2 November warga katolik mengunjungi pusara sanak keluarganya yang telah meninggal lalu menaburi dengan bunga dan beroa.

Penetapan 2 November memiliki alasan tersendiri. Simaklah sejarah Hari Arwah dan Kenapa 2 November Disebut Hari Arwah dalam Tradisi Gereja Katolik.

Baca juga: Kumpulan Teks Doa Pagi, Doa Harian Umat Katolik

 

Sejarah

Sejak awal Kristianitas, praktik dan tradisi memperingati dan mendoakan arwah telah berkembang di dalam Gereja melalui teks-teks liturgi awal.

Praktik mendoakan arwah telah dilakukan sejak Perjanjian Lama, tepatnya ketika Yudas Makabe mendoakan arwah orang-orang yang gugur dalam pertempuran melawan Gorgias (2 Mak 12:38-45).

St. Paulus pun berdoa bagi Onesiforus, kawan yang mengunjunginya di Roma (2 Tim 1:18).

Pada abad ke-4, St. Yohanes Krisostomus, Uskup Agung Konstantinopel, berpesan dalam homilinya.

“Baiklah kita membantu dan mengenangkan mereka [yang telah meninggal]. Kalau anak-anak Ayub saja telah disucikan oleh kurban yang dibawakan oleh bapanya (Ayb 1:5).

Bagaimana kita dapat meragukan bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati?

Jangan kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka.”

Pada abad-abad awal Kristianitas, nama-nama umat beriman yang telah meninggal dicatat pada plakat yang disebut diptych.

Praktik mendoakan orang-orang mati menjadi tradisi Biara Benediktin sejak abad ke-6 dan dirayakan pada hari Sabtu sebelum Pentakosta.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved