Injil Katolik Hari Ini

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 3 November 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

Mari simak Bacaan Injil Katolik hari ini Jumat 3 November 2023.Bacaan Injil Katolik ini Lengkap mazmur tanggapan.Injil hari ini Injil Lukas 14:1-6.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / MARIA MANGKUNG
KHOTBAH - Romo Antonius Marius Tangi (Martoni Tangi) sedang menyampaikan isi Khotbah saat misa harian di Gereja Sanctissima Trinitas Bloro, Kabupaten Sikka. Mari simak Bacaan Injil Katolik hari ini Jumat 3 November 2023.Bacaan Injil Katolik ini Lengkap mazmur tanggapan.Injil hari ini Injil Lukas 14:1-6. 

Betapa jauh lebih besar Allah mengasihi manusia. Allah juga tidak ingin manusia sombong dan hidup berdasarkan kekuatannya sendiri.

Allah senang kepada mereka yang dengan rendah hati mau bersandar sepenuhnya kepada Tuhan, yang berharap pada kasih setia-Nya.

Bagian ketiga mengundang Yerusalem untuk memuji Tuhan karena pemeliharaan-Nya yang senantiasa. Pemeliharaan ini terwujud dalam berbagai cara.

Allah menjamin keamanan kota dan memberikan keyakinan bahwa akan ada populasi yang terus bertahan di kota itu. Allah memberikan shalom bagi seluruh daerah.

Istilah shalom di sini berarti satu keadaan yang ideal, penuh bahagia dan semua kebutuhan tercukupi. Masyarakat damai dan sentosa.

Siklus alam juga ada dalam pemeliharaan tangan Allah, mulai dari salju turun sampai mencair lagi dan demikian seterusnya. Allah mengendalikan alam secara sempurna.

Yang lebih mengagumkan, pemeliharaan Allah dinyatakan dalam hubungan perjanjian dengan umat-Nya. Umat-Nya harus hidup di bawah ketetapan Allah karena itu adalah hak istimewa Israel.

Injil hari ini, Jangan keras kepala!

Keberadaan Yesus selalu menarik perhatian orang Farisi. Mereka selalu saja ingin tahu apa yang akan Yesus katakan atau lakukan, walau dengan maksud negatif.

Begitu pula ketika Yesus berada di tengah-tengah mereka saat perjamuan makan di rumah salah seorang pemimpin mereka (1).

Mungkin karena takut salah bicara, mereka tak mau memberikan pendapat tentang penyembuhan yang dilakukan pada hari Sabat.

Mungkin juga mereka berdiam diri karena berharap Yesus terjebak dalam perkataan atau perbuatan-Nya.

Tetapi sampai Yesus selesai menyembuhkan seorang yang sakit busung air, mereka tidak juga berkomentar apa-apa (4). Padahal apa yang Yesus lakukan, jelas bertentangan dengan tradisi mereka.

Namun pertanyaan Yesus memang tidak terbantahkan. Jika anak atau lembu mereka terperosok ke dalam lubang pada hari Sabat, mereka pasti akan bersegera menolongnya (5).

Bila demikian, mengapa Yesus dilarang untuk menolong orang yang sedang sakit? Pertanyaan ini secara gamblang menelanjangi kemunafikan mereka.

Mereka memang seringkali mengajar dan menuntut orang lain untuk melakukan apa yang mereka ajarkan, namun membuat pengecualian bagi diri mereka sendiri. Sebab itu mereka hanya bisa diam menghadapi Yesus, tanpa bantahan.

Namun diam bukan karena setuju dengan perkataan Yesus, juga bukan karena mereka merasa bersalah.

Diam sebagai bentuk pemberontakan secara pasif. Tidak ada yang mereka pelajari dari perkataan Yesus, apalagi pengakuan bersalah.

Betapa keras kepalanya mereka! Meskipun mukjizat sudah terpampang di depan mata dan kuasa Yesus nyata tak terbantah, tetap saja mereka mengeraskan hati dan tidak mau mengakui Ketuhanan Yesus.

Padahal Tuhan telah menyatakan anugerah-Nya, tetapi mata mereka tetap saja buta! Keras kepalanya orang Farisi menjadi peringatan keras juga buat kita.

Kuasa dan keajaiban-Nya telah gamblang disajikan dalam Alkitab. Respons kita yang seharusnya cuma satu. Percayailah Tuhan Yesus, niscaya kita akan selamat! (Sumber The Katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved