Kasus Rabies di TTS

Pasien Gejala Rabies Meninggal Dunia, Korban ke 10 di Timor Tengah Selatan NTT

Pada Selasa 7 November 2023, sekira pukul 08.20 Wita pasien diantar oleh orang tua dan keluarganya ke Puskesmas Niki-Niki untuk menjalani pemeriksaan.

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GORDI DONOFAN
ILUSTRASI ANJING - Ilustrasi Dua ekor anjing.Manya Ello (24) Warga RT 008, RW 003 Kelurahan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi korban kesepuluh yang meninggal dunia dengan gejala rabies, Sabtu 11 November 2023. Pukul 15.25 Wita, Manya diketahui telah meninggal dunia setelah diperiksa tim medis. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

TRIBUNFLORES.COM, SOE - Manya Ello (24) Warga RT 008, RW 003 Kelurahan Niki-niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi korban kesepuluh yang meninggal dunia dengan gejala rabies, Sabtu 11 November 2023.

Pukul 15.25 Wita, Manya diketahui telah meninggal dunia setelah diperiksa tim medis.

Terkait kronologi korban digigit HPR dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, dr. Ria Tahun kepada Pos Kupang, sebagai berikut.

Pada Selasa 7 November 2023, sekira pukul 08.20 Wita pasien diantar oleh orang tua dan keluarganya ke Puskesmas Niki-Niki untuk menjalani pemeriksaan.

Baca juga: Hanya Sehari, Pasien Virus Rabies di Puskesmas Niki-Niki TTS Menolak Perawatan

 

"Pada tanggal 7 November 2023 jam 08.20 Wita, pasien diantar oleh keluarga ke Puskesmas Niki-Niki dengan keluhan lemas, pusing, badan meriang dan sulit menelan," ungkapnya.

Menurut dr. Ria, keluhan tersebut dirasakan sejak 4 hari yang lalu.

"Saat diperiksa di puskesmas, pasien takut terhadap air dan takut udara," imbuhnya.

Dijelaskan, setibanya di Puskesmas Niki-Niki pasien langsung diberi cairan infuse RL 20 tpm.

"Pada jam 09.21 Wita, Dokter jaga melakukan konsul dengan Dokter Spesialis Bedah terkait kondisi pasien dan diinstruksikan untuk diberi VAR dan SAR walau terlambat. Rujuk apabila ada indikasi," ujarnya.

Dirinya mengatakan, pada jam 12.45 Wita, keluarga meminta agar pasien diberi obat penenang dan obat tersebut dilayani pada jam 13.00 wita atas instruksi dokter.

"Pada jam 15.30 Wita, keluarga meminta untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan hasil dalam batas normal. Pasien juga tidak mengalami Malaria," terangnya.

Disampaikan, setelah diberi penjelasan terkait hasil lab, keluarga meminta agar pasien dibawa pulang.

Permintaan itu akhirnya dituruti tim medis usai pihak medis berkonsultasi dengan Satgas penanganan virus rabies kabupaten Timor Tengah Selatan.

Baca juga: Kadis Kesehatan Timor Tengah Selatan Minta Masyarakat Kandangkan Hewan Penular Rabies

"Pada jam 18.20 Wita, keluarga pasien menandatangani penolakan perawatan dan disaksikan camat. Kemudian pasien di bawa pulang ke rumah dalam kondisi yang belum stabil," tuturnya.

Ria menjelaskan, pasien digigit anjing pada bulan Juni 2023. Namun kejadian itu tidak dilaporkan karena dianggap kejadian biasa.

"Keluarga menceritakan pada bulan Juni pasien tersebut mendapat gigitan dari HPR. Namun kejadian itu tidak dilaporkan. Korban juga tidak diberi VAR usai digigit," paparnya.

Disampaikan, anjing yang menggigit pasien sudah mati.

Terkait riwayat pemantauan, dr. Ria menyampaikan, pada tanggal 7 November 2023 jam 18.20 Wita setelah pasien dibawa pulang ke rumah tidak ada kontak dari keluarga untuk petugas terkait kondisi korban.

"Pada tanggal 8 November 2023 kurang lebih jam 12.00 Wita saat ada tetangga korban (kontak erat) yang datang untuk mendapatkan VAR menceritakan bahwa pasien masih tetap berteriak seperti saat di Puskesmas," jelasnya.

Dikatakan, pada tanggal 9 November 2023 petugas mendapat informasi dari tetangga kalau pasien meminta agar semua lampu dimatikan.

"Pada tanggal 10 November 2023 petugas sempat bertemu dengan keluarga pasien dan menyatakan bahwa keadaan pasien sudah mulai membaik. Pasien minta makan, minum dan mandi," tuturnya.

Selanjutnya kata dr. Ria, pada tanggal 11 November 2023 jam 14.50 Wita petugas mendapat telepon kalau keadaan pasien mulai menurun. Pihak keluarga meminta petugas untuk melihat kondisi korban.

"Saat petugas sampai ke rumah pasien dan dilakukan pemeriksaan fisik, pasien sudah apnea, nadi karotis tidak teraba. Pasien diberi O2 5 lpm," jelasnya.

"Beberapa saat kemudian dilakukan pemeriksaan dan hasilnya nadi karotis tidak teraba, tidak ada bunyi jantung, pupil midriasis dan pasien dinyatakan meninggal," tambahnya.

Kemudian pada jam 15.40 Wita keluarga diinformasikan tentang cara pemulasaran jenazah dan pemakaman. (din)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved