Berita Lembata

Tena Laja Lamalera yang Menolak Punah

Layar terbuat dari daun gebang (sejenis daun palem). Dengan terampil, berbekal pisau kecil dan untaian daun gebang, para

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/RICKO WAWO
Proses anyam layar perahu (tena laja) ditampilkan saat puncak acara Festival Budaya Tani Tenane Fule Penete di desa Lamalera A, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Jumat, 24 November 2023 siang. 

“(layar) rusak bukan seluruhnya, ada beberapa bagian saja yang perlu diperbaiki dan anak-anaknya atau anak-anak yang ada di pantai selalu datang untuk melihat cara menganyam layar. Jadi, saya yakin kemampuan itu susah untuk hilang,” paparnya.

Lodovikus Lelaona, nelayan senior desa Lamalera, menambahkan, layar masih sangat diperlukan dalam keseluruhan tradisi leva nuang (penangkapan ikan paus). Dia mengakui saat ini nelayan memang dimudahkan dengan adanya mesin untuk membawa perahu ke tengah lautan. Akan tetapi biasanya, jika menangkap ikan paus, mesin itu harus dimatikan jika sudah mendekati sasaran. Layar pun wajib dikibarkan.

Seperti Jepo, Lodovikus percaya kemampuan atau keterampilan orang Lamalera untuk menganyam layar tidak mungkin hilang. Dia juga sudah mengajari anak-anaknya cara menganyam layar seperti yang biasa dia lakukan.

Festival Budaya Tani Tenane Fule Penete sudah selesai. Setidaknya, ada pesan yang disampaikan. Salah satunya; Tena Laja Lamalera menolak punah.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved