Surat Gembala Uskup Maumere Advent 2023

Surat Gembala Uskup Maumere Advent 2023, Gereja: Umat Allah yang Terlibat

Advent adalah masa penantian akan kelahiran Sang Juru Selamat. Masa ini menjadi saat berahmat bagi kita.

|
Editor: Cristin Adal
SEKSI HUMAS SINODE II
Uskup Maumere, Mgr.Ewaldus Martinus Sedu,menyampaikan kotbah dalam misa pencanangan Sinode II Keuskupan Maumere, Jumat 25 Maret 2022. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menAampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk membeitakan pembebasan kepada orang-orang tau)anan, dan penglihntan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang Aang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk. 4: 1 8- 1 9; Yes. 6 1 : 1 -2 )

Para Imam" biarawan/biarawati, umat berimana yang terkasih...

Advent ada-ah masa penantian akan kelahiran Sang Juru Selamat. Masa ini menjadi saat berahmat bagi kita untuk mempersiapkan kehadiran Sang Emanuel. Ia yang mewahyukan diri-Nya sebagai orang yang terurapi untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin dan tertindas untuk memberitakan tahun rahmat Ttrhan telah
datang (Luk. 4: 18-19; Yes.6 I:L-21).

Sambil menanti kedatangan-Nya, kita diharapkan untuk merefleksikan kehidupan ini secara lebih serius. Surat Gembala Uskup Mamere Advent 20231 7Nabi Yesaya dan Yohanes Pembaptis selalu menjadi rujukan bagi kita ketika berseru, "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! (Yes.40:3; Mrk. l:3/. Dengan demikian advent menjadi masa penantian yang aktif. Saat dimana kita secara berani menyadari situasi konkret kehidupan ini sambil menanggapinya dengan bijaksana. Kesadaran awal akan situasi konkret kehidupan ini memungkinkan kita untuk bangkit bergerak, berbuat, berubah dan berbuah.

Baca juga: Pimpin Misa di Rutan Kelas IIB Maumere Uskup Ewaldus Martinus Sedu Beri Tiga Pesan Ini Untuk WBP

 

 

Saya mengajak kita sekalian untuk melihat kenyataan yang sedang dihadapi saat ini ketika kita sedang mempersiapkan kehadiran Sang Almasih, yakni situasi yang dialami anak-anak dalam keluarga dan perhelatan demokrasi di daerah dan negara kita saat ini.

Saudara-saudari, umat beriman yang terkasih. . .

Bacaan-bacaan kitab suci di masa adven ini, menginspirasi kita untuk melihat secara serius situasi konkret kehidupan ini sambil tetap berjaga-jaga agar kita didapatinya sedang siap menyambut kedatangan-Nya, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamana waktunya tiba." (Mrk. 13:33).

Advent kali ini diwarnai dengan situasi dimana anakanak dalam keluarga-keluarga kita sedang dihantui kondisi stunting, dan advent saat ini juga diwarnai dengan situasi menjelang perhelatan akbar demokrasi di negara kita mulai dengan pemilihan legislatif (pileg), pemilihan presiden serta pemilihan kepala daerah (pilkada).

Baca juga: Uskup Maumere Bersama 2 Uskup Pimpin Misa Pembukaan Konvenda Karismatik Katolik Ke-10 di Maumere

Advent: Persiapan Kelahiran Bebas Stunting
Saudara-saudari, umat beriman yang terkasih. . .

Stunting merupakan kondisi buruk yang dialami oleh anak-anak kita. Ini menjadi ancaman utama bagi kualitas hidup anak marrusia. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Situasi ini secara nyata juga dialami oleh anakanak di wilayah kita. Secara nasional propinsi kita menempati posisi teratas kondisi stunting, dan di kabupaten kita atau dalam wilayah keuskupan kita, stunting terus meningkat sejak Agustus tahun lalu.

Stunting sebagai suatu kondisi gagal tumbuhnya anak dalam masa tumbuhkembang-nya disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah belum siapnya pasangan dalam membangun keluarga. Paus Fransiskus dalam dokumen Amoris Laetitia  juga memberikan perhatian kepada situasi aktual yang dialami oleh anak-anak. Pemahaman yang benar tentang seksualitas sejak masa kanak akan bermuara pada usaha mempersiapkan perkawinan dan keluarga yang benar. Karena itu saya menghimbau agar persiapan menuju perkawinan dan keluarga mesti dibuat secara sadar dan serius.

Mempersiapkan kehadiran Sang Juru Selamat yang lahir dalam keluarga, tentu tidak akan mengabaikan situasi konkret kelahiran anak-anak kita di tengah keluarga. Situasi buruk yang dialami anak-anak saat ini mesti membawa kita kepada satu kesadaran bersama bahwa wajah nyata Sang Emanuel, kini hadir dalam diri anak-anak kita dengan kondisi stunting. Maka saya mengajak umat beriman sekalian untuk bersama-sarna berpikir dan berusaha mencari solusi dalam semangat sinodalitas (berjalan bersama) untuk menemukan berbagai usaha demi mengatasi stunting.

Kisah inspiratif dari Kitab Suci bisa menjadi rujukan bagi kita. Yesus yang lahir di tengah keluarga, dididik menurut ajaran dan kebijaksanaan Allah dal adat istiadat Yahudi. Peristiwa Yesus tertinggal di Bait Allah di Yerusalem melahirkan kekhawatiran dan kecemasan dalam diri Maria dan Yosef sebagai orangtua. Kecemasan kedua orangtua Yesus menandakafl bahwa mereka sadar akan tanggung jawabnya. Tanggung jawab mereka sebagai bapak dan ibu ditunjukan dengan tetap merawat, mendidik dan memelihara-Nya sehingga Dia bertumbuh menjadi makin besar, bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Luk.2:52).

Catatan penginjil Lukas tentang keadaan Yesus pada usia 12 tahun setelah peristiwa di Bait Allah di Yerusalem bahwa Yesus makin besar, bertambah hikmat-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia tentu dilatarbelakangi oleh praktek pengasuhan yang baik oleh kedua orangtuanya. Sebagai pasangan Yahudi yang taat beragama, dapat dibayangkan bahwa praktek pengasuhan anak Yahudi juga dijalankan oleh Yosef dan Maria sebagaimana dilakukan oleh tokoh-tokoh Kitab Suci Perjanjian Lama. (Bdk. 1Sam.l:21-23; Kel. 2;1-10).

Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh Yesus pada usia 12 tahun dicatat oleh penginjil dengan sebutan: bertambah besar (hsik, sehat, sanitasl, bertambah hikmat (pengetahuan, sciential, dikasihi Allah (spiritual,kudus, sanctitasl dan dikasihi malusia (sosial, socialitasl). Keempat aspek pendidikan dan pembinaan ini yakni sanltos (kesehatan); scientla (pengetahuan); sanctitq.s (kekudusan/spiritualitas) dan socialitas (relasi sosial) boleh menjadi inspirasi dalam merawat, membina dan mendidik anak-anak kita.

Katekese di masa advent ini menjadi moment indah untuk mewujudkan diri sebagai satu komunitas umat Allah yang berjalan bersama menuju komunitas beiman, sejahtera, solider dan membebaskan'dalam terang Sabda Allah sebagai mimpi bersama setelah sinode ke-dua keuskupan ini.

Advent: Persiapan Kelahiran Pemilu Yang Bermartabat
Saudara- saudara umat beriman yang terkasih. . .

Masih dalam suasana adventus, penantian yang aktif ini bangsa kita juga sedang menggelar rangkaian persiapan pesta demokrasi, pemilu. Melanjutkan apa yang diserukan oleh KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) dan PGI (Persatuan Gereja-Gereja Indonesia), sebagai warga bangsa yang akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat, saya mengingatkan segenap umatku, untuk tetap memegang prinsip bahwa perhelatan politik ini adalah demi kebaikan bersama (bonum comunael, hindarilah konflik dan perpecahan yang berkepanjangan.

Perbedaan pendapat dan pilihan tidak boleh menjadi alasan untuk bermusuhan. Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan. Dengan berpegang pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan, maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani.

Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan. Semangat penantian yang aktif (adventus) menuju Natal penuh sukacita, menggerakkan umat Kristiani untuk terlibat secara aktif dalam menata kehidupan berbang sayang lebih bermartabat demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu kita mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. (bdk.Pesan Natal Bersama PGI-KWI, 20231).

Advent: Gereja, Umat Allah Yang Terlibat
Saudara saudara umat beriman yang terkasih. . .

Adventus sebagai masa persiapan yang aktif, mengantar kita kepada satu kesadaran bersama bahwa Dia yang kita nantikan adalah Allah yang Akbar, Maha Besar namun kini menjadi manusia, dekat, akrab dengan kita. Ia mengalami apa yang kita alami. Dialah Allah yang menjelma. "Tidak ada telinga yang mendengar, dan tidak ada mata yang melihat seorang Allah yang bertindak bagi. Orang Aang menanti-nantikan dia; hanya Engkau yang berbuat demikian " (Yes. 64:41).

Dialah Allah yang terlibat. Yang rela turun tangan menyelamatkan manusia. Kesediaan-Nya mengalami penderitaan sebagai manusia mesti menjadi inspirasi bagi kita untuk rela berbagi dengan yang lain. Solidaritas kita mesti terungkap dalam kesediaan untuk peka terhadap keadaan konkret perjuangan kehidupan se sarna.

Ensiklik Rerum Novarum (Leo XIII, 1891) merupakan pola dalam ajaran sosial gereja untuk mengembangkan analisis sosial, melakukan kritik atas tatanan sosial yang tidak adil dan menekankan bahwa iman kristiani menuntut sekaligus ibadah dan keadilan.

Para bapak konsili dalam Gaudium et Spes menulis, "Kegembiraan dan harapan, duka dan kecema"san orangorang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja Aang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga". (G5.1) Karena itu, saya mengajak segenap umat beriman untuk berani meninggalkan kemaprrnzm pribadi, keluar dari diri sendiri, pergi menjumpai sesama yang membutuhkan sebagai ungkapan kesediaan kita untuk terlibat memperbaiki situasi buruk yang dialami saat ini.

Saudara-saudara umat beriman Allah yang terkasih. . .

Mengulangi kembali apa yang pernah saya serukan beberapa waktu lalu bahwa Komunitas Basis Gerejani (KBG) hendaknya tetap menjadi perhatian kita demi mewujudkan komunitas peduangan untuk merawat kehidupan baik di dunia saat ini maupun kehidupan abadi. Maka sekali lagi saya berharap agar KBG kita tetap menjadi Komunitas Perjuangan yang peka akan segala macam bentuk pergumulan dan peduangan mewujudkan kehidupan yang lebih baik, sejahtera dan membebaskan.

Bersama pemazmur kita berdoa'Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ga TVhan, dan beikanlah kepada kami keselamatan yang dari pada-Mrt." (Mzmr 85: 8), semoga berkat Tuhan, perlindungan Kristus Raja Semesta Alam dan doa Bunda Maria senantiasa menyertai perjuangan kehidupan.

Maumere, 01 Desember 2023

Uskup Maumere, Mgr Ewaldus Martinus Sedu

Berita TribunFlores.com lainnya di Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved