Berita Nagekeo

Warga Alorawe Bersyukur Bupati Nagekeo Tepati Janji Bangun Jembatan, Kini Tak Susah Lagi

Saat Bupati Don menggunting putus pita di atas konstruksi jembatan rangka baja bercat hitam-kuning sepanjang kurang-lebih

Penulis: Gordy Donovan | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES. COM/HO-IST
RESMIKAN JEMBATAN - Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do bersama masyarakat meresmikan jembatan Alorawe di Desa Alorawe Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Selasa 19 Desember 2023. 

TRIBUNFLORES. COM, MBAY - Warga Desa Alorawe,Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo bersyukur usai Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do menggunting pita tanda peresmian Jembatan Alorawe, Selasa 19 Desember 2023.

Saat Bupati Don menggunting putus pita di atas konstruksi jembatan rangka baja bercat hitam-kuning sepanjang kurang-lebih 20 meter itu gemuruh tepuk tangan menggelegar.

Bunyi letusan balon warna-warni berlatar desir-desau aliran air sungai berpadu dengan tepukan tangan sorak-sorai warga desa.

Kini jembatan yang merupakan kebutuhan infrastruktur utama Desa Alorawe dan sekitarnya diresmikan. Tak susah seperti dulu lagi.

Baca juga: Rawat Alam, Warga Tanam Anakan Pohon di Kawasan Mata Air Tiba Go Aeramo, Nagekeo

 

Setelah itu, mereka mengajak Bupati Don dan rombongan ke tempat resepsi. Para tokoh tua dan muda, mengungkapkan kegembiraan saat itu.

Ketua BPD, Melkhior Lalo, mengatakan sejak lama kurang diperhatikan, Alorawe ibarat 'anak stunting'. Sudah ada janji-janji sebelumnya yang tak terpenuhi. Namun kini lepas dari itu, sudah tidak stunting lagi karena Bupati Don berani dalam mengeksekusi konsep secara cepat.

Mereka sangat bersyukur mimpi bertahun-tahun terwujud. Bupati Don menempati janji kepada warga Alorawe.

"Saya menyampaikan apresiasi yang sebanyak-banyaknya kepada bapak Bupati Nagekeo, yang benar-benar memperhatikan nasib rakyat," ungkapnya penuh semangat.

Ia lebih lanjut memuji keberanian Bupati yang mendayagunakan secara kreatif aset 'tidur' berupa gelagar baja milik Pemerintah Provinsi di Jembatan Wakasa Desa Aeramo.

"Padahal gelagar ada tidur-bangun di Aeramo, nanti di masa bapak, berani mengambil kebijakan untuk mangatasi masalah masyarakat Desa Alorawe," tegas Melkhior disambut tepukan tangan warga.

Tokoh muda sekaligus tokoh adat, Francis Dhima, yang juga mendapat microphone menyampaikan terima kasihnya karena apa yang beredar melalui isu miring tentang Bupati, jauh dari yang masyarakat Desa Alorawe nikmati saat ini.

Ia mencatat, selain Jembatan yang diresmikan, ada perubahan tatakelola pemerintahan desa dan peningkatan perekonomian masyarakat.

Menurut dia, Bupati Don terus menjumpai rakyat di banyak tempat, bahkan hingga hari-hari terakhir masa jabatannya tersebut, dalam kekhasannya, tetap memberikan pandangan-pandangan out of the box.

Sementara itu Bupati Don kepada para pejabat pemerintahan, dalam banyak kesempatan formal maupun informal, selalu mengajarkan untuk tidak 'mentok' di hadapan masalah. Segala kemampuan dan daya pikir harus push to the limit.

Menurut Bupati Don, meretas isolasi fisik seperti akses jalan dan jembatan memang penting, namun jauh lebih penting masyarakat memerangi isolasi pikiran agar keberadaan sarana-prasarana tidak malah mempercepat proses penjajahan ekonomi lainnya karena ketimpangan pengetahuan dan permodalan. Menurutnya, di tengah berbagai isolasi fisik akibat tantangan topograf yang ekstrem, Masyarakat Alorawe terbukti memiliki pikiran yang tidak terisolasi saat ini.

"Pikiran orang Alorawe tidak terisolasi. Pikiran tidak bisa dipenjarakan dan saat ini Saya yakin orang Alorawe sudah bagus," ungkap Bupati Don.

Ia memberikan pandangan bahwa dengan sumberdaya manusia yang mumpuni yang didukung dengan semangat gotong-royong, solusi terhadap persoalan seberat apapun lebih mudah ditemukan.

Oleh karena itu di masa kepemimpinannya, literasi digencarkan. Di Desa Alorawe saat ini sedang dibangun sarana dan prasarana pendidikan.

Perbincangan penganggaran di ruang DPRD maupun pemberitaan media masa sudah terjadi berulang kali, jauh sebelum masa pandemi covid-19. Selalu saja tidak cukup anggaran. Bahkan, Bupati Don sendiri pernah menghadap dan mendengar langsung informasi Kepala Balai Jalan Wilayah NTT Tahun 2020.

Jembatan gantung yang dijanjikan keburu dipangkas oleh pemerintah pusat.

Terus bergerak dan selalu bertindak efektif seperti yang dilakukan dalam membenahi Pasar Danga satu tahun sebelumnya, pada pertengahan Tahun 2020, Bupati Don langsung menggagas gotong-royong pendanaan.

Luar biasanya, pembangunan Jembatan Alorawe dimungkinakn karena adanya kolaborasi teknis, manajerial dan pembiayaan dari masyarakat dan pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi. Ini tidak umum karena membutuhkan visi dan pola pikir yang tepat.

Biayapun ditekan sampai dengan mendekati 1 Miliar.

Sementara itu mantan Penjabat Kepala Desa Alorawe, Adrianus Ema, menjelaskan melalui Forum Musrenbangdes didorong pembiayaan senilai 500-an juta untuk pembangunan fondasi dan TPT.

Selanjutnya Pemda Nagekeo melalui Dinas PUPR membiayai upah pemasangan dan pengelasan senilai 90 juta beserta mobilisasi rangka baja milik Pemerintah Provinsi dari Jembatan Wakasa Desa Aeramo.

Yang terakhir, karena bencana alam, BPBD melakukan pengamanan konstruksi jembatan dengan memangun tembok penyokong senilai 400 juta.

Semusim sudah sepeda motor, mobil ambulance, pickup maupun truk bebas datang dan pergi ke Pasar, Puskesmas maupun Rumah Sakit meskipun melalui jalan rabat beton yang belum sempurna di Desa Tengatiba Kecamatan Aesesa Selatan.

Dari sisi efisiensi dan efektivitas, pilihan titik bangunan tidak lagi jatuh di tempat lama ke arah Desa Dhereisa Kecamatan Boawae. Harus berada lebih ke utara yang memiliki bentangan jauh berkali-kali lipat lebih sempit.

Masyarakat setempat telah lepas dari penderitaan panjang sebagaimana sampai hampir bosan ditulis media massa maupun medos. Mereka tidak lagi menggotong jenazah menyeberangi bentangan hulu sungai Aesesa seluas 100 m atau memikul sepeda motor serta menyiapkan pakaian ganti jika hendak keluar-masuk kampung.

Untuk sementara waktu mimpi tentang jembatan berakhir dan janji-janji tentangnya tidak dibutuhkan lagi.

Benar apa yang pernah dikatakan Bupati Don. Selama memiliki ikhtiar, iman dan keikhlasan, semua orang berhak meraih impian.

Apalagi berperisaikan pola pikir yang benar serta dibekali pengetahuan dan keterampilan, maka tantangan paling kuat hanya mampu memberikan kerusakan, tapi tidak menghancurkan. Damaged but not destroyed.

Berita TRIBUNFLORES. COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved