Hari Ibu

Peringatan Hari Ibu Pada 22 Desember: Ini Logo, Makna dan Sejarahnya

Setangkai Bunga Melati - Kuntum, menggambarkan kasih sayang kodrati antara ibu dan anak; kekuatan, kesucian antara ibu

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-TRIBUNEWS.COM
Peringatan Hari Ibu Pada 22 Desember: Ini Logo, Makna dan Sejarahnya 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahun.

Tahun ini, peringatan Hari Ibu dilaksanakan Jumat 22 Desember 2023.

Setiap tahun, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( KemenPPPA ) merilis logo dan tema yang berbeda untuk perayaan Hari Ibu.

Peringatan Hari Ibu merupakan momen penting sebagai penghargaan dan penghormatan terhadap peran luar biasa perempuan Indonesia dalam memajukan kehidupan bangsa, serta sebagai kesempatan untuk merayakan kekuatan dan peran perempuan dalam pembangunan Indonesia.

Baca juga: Cerita Ibu-ibu di Sikka, Sortir Surat Suara Pemilu saat Peringatan Hari Ibu

 

Makna atau arti Logo

1. Setangkai Bunga Melati - Kuntum, menggambarkan kasih sayang kodrati antara ibu dan anak; kekuatan, kesucian antara ibu dan pengorbanan anak; kesadaran perempuan untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara.

2. Angka 95, menggambarkan sembilan puluh lima tahun sudah para perempuan Indonesia yang tergabung dalam berbagai organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, baik secara kelompok maupun individu, turut berpartisipasi aktif membangun bangsa di berbagai sektor.

3. Merah Putih Berkibar melambangkan bahwa bendera telah dikibarkan oleh para perempuan Indonesia, berarti perjuangan perempuan pantang menyerah mempertahankan dan mengisi kemerdekaan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Sejarah Hari Ibu

Dikutip dari Panduan Peringatan Hari Ibu ke-95, peringatan ini diawali dari pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22-28 Desember 1928.

Kongres ini diadakan untuk menyatukan perkumpulan perempuan-perempuan Indonesia dalam satu perhimpunan perempuan nasional.

Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah kebangkitan pergerakan perempuan karena mereka dapat berdiri bersama kaum laki-laki dan kaum muda untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Diberitakan Kompaspedia, kongres pertama diadakan untuk membangun kesadaan berorganisasi kaum perempuan Indonesia.

Hal-hal lain yang dibahas dalam kongres tersebut, yakni tuntutan terhadap perkawinan anak, kawin paksa, serta pemberian beasiswa untuk anak perempuan dan sekolah-sekolah perempuan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved