Gunung Lewotobi Erupsi

Tokoh Adat Sebut Ada Tanda Alam Pasca Ritual Adat Minta Maaf ke Gunung Lewotobi di Flores Timur

Ritual adat 'Tuba Ile' atau memberi makan Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan sudah digelar enam suku diDesa Nawokote Wulanggitang

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / PAULUS KEBELEN
KAWASAN WULANGGITANG - Suasana Kawasan Jalan Raya Wulanggitang pasca hujan lebat, Rabu 3 Januari 2024. Tokoh Adat Sebut Ada Tanda Alam Pasca Ritual Adat Minta Maaf ke Gunung Lewotobi di Flores Timur 

Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera masih menetapkan status level III (Siaga). Warga diharapkan tidak beraktivitas dengan radius 3-4 kilo meter dari pusat Gunung Lewotobi Laki-Laki maupun Gunung Lewotobi Perempuan.

Ritual Adat

Sebelumnya, langit Desa Nawokote di  Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, masih diselimuti kabut  vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki, Rabu, 3 Januari 2023.

Para pria lanjut usia berjalan kaki sejauh 1,5 Km menuju lokasi perkebunan di Dusun Bawalatang membawa sirih pinang, telur ayam, arak, tembakau, dan braha. Perjalanan memakan waktu sekira 20 menit lamanya.

Debu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki menempel sendal jepit para lanjut usia yang tergabung dalam Lembaga Pemangku Adat (LPA) Nawokote itu.

Mereka berkumpul di areal perkebunan di Dusun Bawalatang, berjarak sekira 3 Km dari pusat gunung untuk memulai ritual 'Tuba Ile' atau memberi makan Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.

Ritual sakral sebagai ungkapan permohonan maaf atas semua kesalahan melibatkan suku Puka, Wolo, Kwuta, Noba dan Tapun. Suka Puka adalah pemilik dua gunung yang dikenal dengan pasangan 'Suami dan Istri' itu.

Ketua LPA Nawokote, Mikhael Dare Wolor, mengatakan muntahan abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-Laki merupakan teguran untuk manusia yang serakah dan berbuat menyimpang dengan alam.

"Masih ritual permulaan. Itu permintaan maaf atas perbuatan yang sangat mengganggu Ile Bele (gunung besar). Kami juga minta supaya berhenti sudah, sekaligus mengingatkan bahwa kami sudah tahu," katanya usai ritual.

Baca juga: Abu Vulkanik Erupsi Gunung Lewotobi Masuk Ende, Bupati Djafar Ajak Warga Pakai Masker

Mikhael mengatakan, tetua adat, tuan tanah serta masyatakat sangat meyakini ritual Tuba Ile dapat menenangkan gunung yang mulai murka.

Masyarakat adat Nawokote menjadikan Ile Bele yang adalah Ile Wae (gunung perempuan) dan Ile Lake (gunung laki-laki) sebagai nenek moyang yang memberikan mereka tempat tinggal untuk merawat kehidupan hingga saat ini.

"Lake dan Wae berarti laki-laki dan perempuan, pasangan suami istri. Sebut sendiri-sendiri tidak bisa, mereka satu kesatuan," ungkapnya. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved