Berita Lembata

Andris Koban, Mantan Ketua Forum PRB yang Jadi Kadis BPBD Lembata

Andris dilantik sebagai Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata. Untuk bisa menduduki jabatan ini

Penulis: Ricko Wawo | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Andris Koban sesaat sebelum dilantik sebagai Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata di Aula Anton Enga Tifaona Kantor Bupati Lembata, Jumat, 12 Januari 2024. 

Laporan Reporter Tribun Flores.Com, Ricko Wawo

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Penjabat Bupati Lembata Matheos Tan telah melantik tujuh pejabat eselon 2 di lingkup Pemda Lembata, pada Jumat, 12 Januari 2024 di Aula Anton Enga Tifaona Kantor Bupati Lembata. Salah satu pejabat yang dilantik adalah Yohanes Gregorius Solang Demo. Dia lebih dikenal dengan nama Andris Koban.

Andris dilantik sebagai Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata. Untuk bisa menduduki jabatan ini, Andris harus mengikuti seleksi kompetensi yang cukup ketat selama tiga bulan. 

Pasca pelantikan, ucapan selamat pun berdatangan dari sahabat kenalan, rekan kerja, aktivis, jurnalis dan semua orang yang mengenal siapa Andris Koban.

Sebelum menjabat sebagai kepala dinas, Andris memang sudah malang melintang di dunia kebencanaan. Selain lama bertugas sebagai pegawai negeri di BPBD Lembata, Andris merupakan mantan ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) selama dua periode. Dia baru meletakkan jabatannya sebagai ketua Forum PRB pada 2021 sebelum diganti kompatriotnya, Anton Leumara. 

 

 

Baca juga: Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara Wunopito Lewoleba Ditutup

 

 

 

Andris layak dinilai memimpin BPBD karena dia memang punya wawasan yang baik mengenai penanggulangan bencana. 

Pada Musyawarah Daerah (Musda) II Forum PRB Lembata Andris terpilih lagi menjadi ketua untuk kedua kalinya, masa bakti 2019-2021. Pada beberapa kesempatan pertemuan, Andris selalu menegaskan bahwa FPRB menjadi semacam ‘rumah besar’ tempat semua orang melakukan kerja-kerja kolaborasi dan bersinergi bersama.

Di forum itu ibarat rumah besar yang di dalamnya ada kamar-kamar. Kamar-kamar itu adalah organisasi atau kelompok. Jadi forum ini punya semua orang. Organisasi atau kelompok itu punya kerja masing-masing tetapi ada satu rumah besar di mana kita bertemu,” ungkap Andris saat berbincang dengan Tribun Flores.

Lulusan Fakultas Teknik Mesin Universitas Sanatha Dharma Jogja ini juga dikenal punya karakter yang disiplin, lugas tetapi tetap tegas. Karakter kepemimpinan ini juga dia dapat saat masih duduk di bangku kuliah dari tahun 1995-2003. 

Saat itu dia banyak bergabung dalam sejumlah organisasi kampus, mengikuti banyak kegiatan pelatihan dan masuk dalam kepanitiaan kegiatan kampus. Salah satunya adalah resimen mahasiswa (menwa) sebagai laboratorium kepemimpinan. 

Di dalam resimen mahasiswa Andris berproses dari awal hingga menjadi komandan selama dua periode. Selain itu, dia juga turut ikut mendirikan radio kampus.

Sejak 2017 Andris juga dikenal getol mendorong dibuatnya buku saku yang berisi pedoman penganggaran PRB API (adaptasi perubahan iklim) dari dana desa. Upaya ini merupakan bagian dari sinergitas penganggaran dari kabupaten, lembaga non-pemerintah dan pemerintah desa dalam menanggapi isu PRB API.

“Dari kabupaten kita juga boleh dikatakan berhasil karena dalam RPJMD memerintahkan harus dianggarkan. Kita advokasinya sampai masuk di RPJMD, kemudian di mitra juga kita advokasi untuk kerja-kerja ketangguhan,” bebernya.

Karena tidak semua orang tahu, maka semua hal tentang PRB API ditulis di dalam buku saku supaya pemerintah desa juga bisa mengenal PRB API dan proses regulasi penganggarannya seperti apa. Andris menyebutkan proses advokasi siklus penganggaran PRB API ke dalam nomenklatur pemerintah memang cukup ketat hingga akhirnya terbit buku saku.

“Waktu kita presentasi di Sorong, kemudian buku saku itu dipresentasikan di tingkat nasional dan jadi pegangan secara nasional. BNPB juga menganggap ini satu hal yang baik. Mereka juga minta cetakan-cetakannya disebarkan di provinsi dan kabupaten yang lain, mereka harapnya demikian,” kata Andris.

Sosok kepemimpinan Andris Koban yang baik memang banyak diakui anggota forum lainnya. Mereka percaya eksistensi forum sampai saat ini tidak lepas dari bagaimana cara Andris menempatkan diri dan merangkul semua kalangan yang tergabung di dalam forum.

Andri Atagoran, salah satu anggota FPRB, menilai Andris Koban memang dikenal low profile dan tidak ingin kualitas pribadinya terlalu banyak diekspose. Ini tentu berbeda dengan para pemimpin lainnya yang suka tampil dan dipublikasikan.

Kelebihan lain yang dimilikinya adalah soal ketangguhan menghadapi dinamika di dalam forum kebencanaan. Dia mampu bertahan di dalam kesulitan dan tidak cepat putus asa ketika kritikan pedas dialamatkan kepadanya. Bagi jurnalis TVRI ini, kemampuan bertahan di dalam dinamika forum ini merupakan buah dari keterlibatan Om Andris pada banyak organisasi sejak kuliah sampai sekarang.

Sebenarnya, di balik banyak kerja Forum PRB, terselip ide-ide dan karya-karya seorang Andris Koban. Sebagai pemimpin, dia lebih memilih menempati posisi di balik layar, tetapi pengorbanan dan totalitasnya selalu bisa memancar melalui hasil kerja Forum PRB Kabupaten Lembata.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved