Gunung Lewotobi Erupsi

Ahli Geologi NTT Nilai Tekanan di Gunung Lewotobi Laki-laki Mulai Menurun

Kami mendapat kiriman yang sangat bagus, memperlihatkan adanya leleran lava yang menuruni lereng bukit. Ini salah satu

Editor: Nofri Fuka
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
FOTO - Ahli Geologi Provinsi NTT Dr. Herry Kotta menilai tekanan magma di Ile Lewotobi Laki-laki mulai menurun. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ahli Geologi Provinsi NTT Dr. Herry Kotta menilai tekanan magma di Ile Lewotobi Laki-laki mulai menurun.

"Kami mendapat kiriman yang sangat bagus, memperlihatkan adanya leleran lava yang menuruni lereng bukit. Ini salah satu proses penurunan tekanan dari dalam bumi," kata dia, Sabtu 13 Januari 2024.

Dari kiriman video itu, juga terlihat magma yang keluar cukup encer. Baginya itu sangat bagus. Khawatirnya bila magma yang kental dan bisa menyumbat kepundan. Desakan dari dalam gunung bisa menyebabkan letusan hebat.

Akademisi Undana Kupang itu menyebut, periode ulang erupsi Ile Lewotobi Laki-laki memang tidak tetap. Erupsi pertama terjadi sejak tahun 1800-an. Erupsi terjadi akibat produksi magma dari bagian bawa karena tektonik.

Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Menurut Akademisi Lingkungan Undana Kupang

 

Kalau letusan, biasanya diawali dengan semburan awan panas dan disusul leleran lava. Bila ada letusan itu, Ketua Ikatan Ahli Geologi NTT itu menyarankan masyarakat untuk tetap menggunakan masker.

Sebab, dalam abu vulkanik itu terdapat silika yang bisa menggangu pernapasan. Dampaknya akan terasa satu hingg dua tahun ke depan. Bahkan, debu vulkanik juga mengandung zat besi yang turut berpengaruh ke pesawat.

Masyarakat diharapkan untuk tetap mengikuti arahan dari pihak terkait. Segala informasi yang dikeluarkan oleh petugas berkompeten, sebaiknya diikuti.

Sementara itu, warga yang tinggal di daerah atau alur air dari gunung agar bisa menghindari daerah itu. Hal itu memungkinkan ada banjir lahar bila ada hujan lebat di puncak gunung.

Sebab, kemungkinan material muntahan saat erupsi gunung yang belum tersedimentasi bisa terbawa banjir melewati alur air. Kondisi itu akan beresiko bagi warga yang tinggal di bantaran alur.

"Itu kecepatannya bisa 60-80 kilometer perjam. Ini yang kita khawatirkan. Apabila terjadi hujan lebat di puncak Ile Lewotobi Laki-laki, masyarakat segera menghindar dari alur air yang ada," ujarnya. (fan)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved