Virus ASF di Sikka

Kadis Pertanian Sikka Minta Jika Ada Babi Sakit Segera Laporkan ke Petugas Keswan

Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengatakan pihaknya tetap melakukan upaya pencegahan agar virus ASF tidak merebak ke wilayah lain.

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / ARNOLD
Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan.Berdasarkan hasil uji spesimen pada laboratorium veteriner Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Sikka, terdapat 74 ekor babi mati mendadak selama sebulan terakhir dinyatakan positif terserang penyakit flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengatakan pihaknya tetap melakukan upaya pencegahan agar virus ASF tidak merebak ke wilayah lain. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Berdasarkan hasil uji spesimen pada laboratorium veteriner Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Sikka, terdapat 74 ekor babi mati mendadak selama sebulan terakhir dinyatakan positif terserang penyakit flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengatakan pihaknya tetap melakukan upaya pencegahan agar virus ASF tidak merebak ke wilayah lain.

Dia juga mengimbau ketika ada babi sakit segera melaporkan kepada petugas kesehatan hewan di tingkat desa, kecamatan, atau Dinas Pertanian Kabupaten Sikka.

"Apabila ada ternak sakit, segera dipisahkan atau diisolasi dan dilaukan sterilisasi kandang dan peralatannya dan Desinfeksi kandang dan peralatan menggunakan desinfektan dan segera melaporkan kepada petugas di tingkat desa, kecamatan, atau Dinas Pertanian Kabupaten Sikka untuk ditangani secara cepat," ujarnya Kamis 1 Februari 2024.

Baca juga: Terserang Virus ASF 74 Ekor Babi di Sikka Mati Mendadak, Desa Nita Terbanyak

 

Kata dia, jika ada ternak yang mati, segera dikubur tidak boleh dipotong dan diedarkan kepada masyarakat dan selalu menjaga kebersihan kandang untuk mencegah masuknya faktor penyakit ke dalam kandang.

Selain itu, Kandang yang pernah ditempati oleh ternak yang sakit atau mati harus didesinfeksi dan dibiarkan kosong selama paling sedikit 30 hari sebelum memasukan ternak yang baru.

"Untuk para para peternak tidak perlu panik, yang paling penting adalah tingkatkan biosecurity," ujarnya.

Ia menambahkan petugas lapangan telah lama memberikan himbauan dan sosialisasi kepada peternak dan masyarakat tentang bahaya dan upaya pencegahan virus ASF.

Baca juga: Masih Status Siaga, Pengungsi Gunung Lewotobi Mulai Tinggalkan Posko Pengungsian

74 Ekor Babi Mati

Sebelumnya, Dinas Pertanian (Disper) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan sebanyak 74 Ekor babi mati mendadak selama sebulan terakhir.

Berdasarkan hasil uji spesimen pada laboratorium veteriner Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Sikka, puluhan babi yang mati mendadak itu dinyatakan positif terserang penyakit flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan menyebutkan, puluhan ekor babi mati mendadak akibat terserang virus ASF ini tersebar di 5 Kecamatan

"Desa Nita 66 ekor, Kelurahan Wolomarang 4 ekor, Kelurahan Wailiti satu ekor, Kelurahan Nangameting 2 ekor dan Desa Manubura 2 ekor, Totalnya 74 ekor. Semua akibat ASF," Kata Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan saat dihubungi, Kamis 1 Februari 2024.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved