Pemilu 2024

Gemuruh Suara Gunung Lewotobi Laki-Laki Tak Padamkan Semangat Warga Dulipali datang ke TPS

Suara gemuruh Gunung Lewotobi Lak-Laki tak menyurutkan semangat para pengungsi warga Desa Dulipali dan Klatanlo berpartisipasi dalam Pemilu 2024.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Pemungutan suara di TPS II Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, Rabu 14 Februari 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Jari kelingking Maria Resdiana Hasulie dilumuri tinta hitam. Dia baru selesai menggunakan suaranya untuk memilih presiden serta wakil rakyat tingkat daerah hingga pusat, Rabu, 14 Februari 2024.

Maria melangkahkan kaki keluar dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) II di Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) tepat pukul 11.45 Wita, setelah mengantri sekira tiga jam lamanya.

Perempuan 52 tahun bersama warga pemilih masih diteror bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang kini masih Level III (Siaga). Dua TPS Desa Dulipali dan di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang masuk zona merah atau bahaya karena berada dalam jangkauan 4 kilometer dari pusat erupsi.

Tempat tinggal Maria berada di RT 05, Dusun Duri, Desa Dulipali, tak jauh dari lokasi banjir lahar dingin yang membawa material pasir dan batu-batu besar. Hilir banjir yang merusak belasan hektar tanaman umur pendek dan panjang terus menghantui mereka bahwa bahaya bisa datang pasca hujan.

Baca juga: BREAKING NEWS : Ayah Meninggal, Ketua KPPS di Flores Timur Mengundurkan Diri

 

Kepada TRIBUNFLORES.COM, Maria mengaku sudah pulang dari lokasi pengungsian sejak lima hari lalu. Sebulan terakhir ini dia bersama suaminya tinggal di Posko Konga, Kecamatan Titehena.

Meski suara gemuruh dan percikan lava pijar Gunung Lewotobi masih terjadi, namun Maria tetap berpartisipasi dalam pesta demokrasi untuk memilih kepala negara dan representasi rakyat melalui mekanisme Pemilu.

"Saya tentu mengaharapkan pemimpin yang adil, jujur, dan selalu peka melihat masa depan masyarakat," tutur Maria.

Menurutnya, Desa Dulipali dan Klatanlo yang saling berdampingan,  namun beda kecamatan itu menjadi lokasi paling rawan bencana, apalagi ketika turun hujan dengan intensitas lebat dan dalam tempo yang lama.

Baca juga: Penyaluran Logistik ke Desa Terpencil Flores Timur, Truk Sisir Jalan Rusak Berlumpur dan Batu Besar

TPS II di Desa Dulipali hanya terpaut ratusan meter dari hilir banjir, termasuk aliran banjir baru terbelah ke Perkebunan Denplot. Batu berukuran kepalan tangan masih berserakan di sekitar rumah warga hingga Jalan Trans Flores Larantuka-Maumere.

Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Dulipali, Hermina Ene Temu, mengatakan ada 555 orang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Mereka tersebar di dua TPS, Kantor Desa Dulipali dan rumah milik Thomas Miten Tukan.

"TPS 1 di Kantor Desa Dulipali, sementara TPS II di rumah bapak Thomas," ujarnya.

Pihaknya merasa bersyukur karena proses pemungutan suara berjalan lancar dan tanpa hambatan cuaca. Sejak agi langit di wilayah Wulanggitang cerah, tidak seperti beberapa hari lalu.

Baca juga: Modus Baru Serangan Fajar Pemilu 2024 di Flores Timur, Panwascam Awasi Transaksi Tidak Langsung

"Syukur ini hari cerah sekali, hujan tidak turun dari pagi," ungkapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved