Berita Sikka

Di Maumere, Harga Beras Rp 17 Ribu Perkilogram, Jagung Giling Rp 13 Ribu Perkilogram

Kenaikan harga kebutuhan pokok terutama beras dan jagung giling semakin terasa dampaknya bagi kebanyakan rumah tangga memenuhi kebutuhan pokoknya.

Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/EGINIUS MOÁ
Kios menjual beras di Pasar Tingkat Kota Maumere, Pulau Flores, Selasa 20 Februari 2024.     

TRIBUNFLORES.COM,MAUMERE-Harga beras dan jagung giling naik drastic sejak pertengahan tahun 2023 masih berlanjut sampai bulan kedua tahun 2024 di Kota Maumere, Pulau Flores.

Beras medium dan premium dijual  di kisaran Rp 15.000, Rp 16.000 hingga Rp tertinggi Rp 17.090 perkilogram diikuti jagung giling Rp 13.000 perkilogram.

Kenaikan harga ini berdasarkan pengamatan TribunFlores.com, Selasa 20 Februari pada kios-kios beras dan jagung giling di Pasar Tingkat, Pasar Alok, eks pasar bongkar di Perumnas maupun kios-kios di seantoro Kota Maumere.

Dampak kenaikan harga kebutuhan pokok ini paling terasa bagi kebanyakan rumah-rumah tangga kelas menengah ke bawah di perkotaan. Para buruh dan pekerja serabutan yang penghasilanya tidak tentu untuk makan sehari tak cukup lagi.

Baca juga: KPPS di Sikka Kelelahan Hingga Dirawat di Rumah Sakit

 

Pemilik Kios Mario di Pasar Tingkat Kota Maumere, Wahyudi menuturkan harga beras dan jagung telah naik beberapa bulan sebelum tahun 2023 dan terus naik hingga di bulan kedua 2024.

“Tahun lalu beras premium masih djual Rp 15.000-Rp 16.000 perkg.Saat ini beras yang paling murah Rp 15.000 perkg. Premium Ada Rp 16.000 perkg dan Rp 17.000 perkg,” ujar Wahyudi kepada TribunFlores.com, Selasa pagi 20 Februar 2024 di Maumere.

Kenaikan juga terjadi pada harga jual jagung giling untuk konsumsi manusia dan ternak terpaut Rp 1.000 perkg. Jagung giling untuk konsumsi manusia Rp 13.000 perkg, sedangkan untuk makanan ternak Rp 12.000 perkg.

Saat ini jagung maupun beras di jual di kios-kios, Wahyudi menambahkan didatangkan dari Sulawesi. Sebab pasokan jagung lokal sama sekali tidak bisa didapatkan. Padahal tahun lalu, Wahyudi sering membeli jagung biji lokal dari Kecamatan Magepanda maupun wilayah perbatasan Kabupaten Sikka dan Ende.

Baca juga: Diduga Kelelahan, KPPS Tiga TPS Dapil Dua Sikka Salah Input Perolehan Suara Partai dan Caleg

“Sekarang ini, jagung dijual eceran pakai kaleng atau gelas oleh mama-mama juga sulit ditemukan lagi di pasar. Stok jagung lokal sedang kosong,” imbuh Wahyudi.

Pria keturunan Bugis, Sulawesi Selatan menduga harga beras mahal saat ini karena gagal panen pada musim tanam tahun lalu terjadi di wilayah Sulwesi dan Pulau Jawa. Hal ini  menyebabkan pasokan beras semakin kecil dan memicu kenaikan harga beras.

Kata Wahyudi, harga beras akan sulit turun karena curah hujan tidak menentu tahun ini, sehingga banyak petani mengalami gagal tanam dan sebagian gagal panen.

Kenaikan harga beras diakui Wahyudi terasa pada perputaran beras  di kios  miliknya. Ia mengatakan sangat jarang pembeli membeli satu karung karung beras ukuran 50 Kg. Kebanyakan pembelian berkisar Rp 5-10 Kg dalam jumlah terbatas dan lebih dominan 2-3 Kg.

Baca juga: Aplikasi Sirekap Sempat Terganggu di Sikka, Polisi Jaga Ketat Kotak Suara 

Meski harga beras naik, keuntungan didapat pedagang sangat tipis. Setiap kilogram ditarik keuntungan berkisar ratusan rupiah hingga maksimal Rp 1.000 perKg setelah dihitung tebus buruh dan mobil angkutan dari kapal sampai ke kios atau gudang. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News    

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved