Berita Lembata
Bedah Rumah Taman Daun Putus Rantai Kemiskinan dii Lembata
Gotong royong dilaksanakan oleh Relawan Taman Daun di Kabupaten Lembata membedah rumah roet yang telah ditempat bertahun-tahun oleh warga Desa Pada.
Penulis: Ricko Wawo | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ricko Wawo.
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Yustina Areq tinggal di gubuk reyot bersama empat orang anaknya yang masih kecil selama bertahun-tahun. Gubuk yang berada di Desa Pada, Nubatukan itu sangat tidak layak huni.
Untuk bisa bertahan hidup, perempuan yang berasal dari Kedang, Kabupaten Lembata ini menjadi kuli harian yang membersihkan kebun pertanian milik warga.
Relawan Taman Daun Lembata yang mendapat informasi ini langsung bertemu dengan Yustina Areq di rumahnya itu. Mereka pun menggalang kekuatan untuk membantu Yustina Areq mendapatkan rumah yang layak huni.
Sempat ada kendala tanah untuk membangun rumah, namun segera teratasi setelah kerabat salah satu relawan bersedia menyediakan sebidang tanah di Waikilok untuk pembangunan rumah tersebut. Rumah Yustina pun mulai didirikan selama seminggu dengan semangat gemohing (gotong royong), semangat yang selama ini melandasi para relawan melakukan aksi sosial di Lembata.
Baca juga: Tujuh Ribu Keluarga Petani Di Lembata Terdampak KerusakanTanaman Jagung
Usai rumah dibangun, Yustina Areq dan keempat orang anaknya kemudian dijemput dari rumah lamanya ke rumah baru untuk pertama kalinya.
Acara penjemputan berlangsung meriah bersama para relawan. Misa pemberkatan rumah juga berlangsung khidmat dipimpin oleh Romo Ansel Langowuyo, Rabu, 6 Maret 2024.
Galang Tahir, relawan Taman Daun, menjelaskan, rumah Mama Yustina sebelumnya sangat tidak layak huni. Dia yakin jika rumah itu tidak segera diperbaiki maka janda dan empat orang anaknya itu tidak bisa bertahan di situ lagi saat hujan tiba.
“Makanya kami langsung berinisiatif membedah rumahnya,” ujar Galang.
Baca juga: Besok, Temu Akbar Warga Lembata Peringati Statement 7 Maret
Seperti aksi bedah rumah sebelumnya, relawan Taman Daun masih tetap mengandalkan semangat gotong royong (gemohing) untuk ‘menyulap’ rumah tersebut. Para pekerja pun merupakan relawan Taman Daun yang juga kebanyakan tinggal di kompleks Woloklaus dan sekitar kota Lewoleba.
“Semoga Mama Yustina dan anak-anaknya bisa semakin sejahtera,” harap Galang.
Yanto Wutun, relawan lainnya, mengakui, rumah merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Jika tidak ada rumah yang layak, maka itu pertanda orang itu masih terkungkung dalam jerat kemiskinan.
Maka dari itu, aksi bedah rumah yang dilakukan Taman Daun sebenarnya bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan masyarakat Lembata.
Baca juga: Tiga Puluh Ribu Lebih Warga Lembata Tidak Gunakan Hak Pilih Pemilu 2024
“Kalau rumah sudah layak, maka penghasilan warga bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan lainnya seperti makan, minum, pendidikan anak dan kesehatan,” ucap Yanto.
Tujuh Ribu Keluarga Petani Di Lembata Terdampak KerusakanTanaman Jagung |
![]() |
---|
Empat UMKM NTT Lolos Kurasi di Bali, Bulan Juni Tampil di Bali Jagadhita |
![]() |
---|
Dirjen Imigrasi Beri Arahan Kepada Jajarannya Saat Kunjungan Kerja di Kupang |
![]() |
---|
Basarnas Temukan Lansia Pengembala Ternak Terseret Sungai di Belu |
![]() |
---|
Melki Laka Lena dan Putra Novanto Lolos dari Dapil NTT II, Mantan Gubernur NTT Bakal Terdepak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.