Berita Ngada
Pengalaman Pertama Nelayan Tante Nela Paris Menyelam Temukan Jenazah Fransiskus di Pelabuhan Aimere
Usaha tiga orang nelayan asal Aimere Kabupaten Nageko menemukan nelayan yang tenggelam di Pelabuhan Aimere hanya menggunakan peralatan seadanya.
Penulis: Oris Goti | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti
TRIBUNFLORES.COM,BAJAWA-Musibah tenggelamnya Fransiskus Mola Ari (37) di perairan Aimere, dekat Pelabuhan Aimere, Kabupaten Ngada, Senin 11 Maret 2024 mengundang simpati Matias Sina (41).
Saat terjadi musibah itu, pria yang biasa disapa Mans berada di Borong, Manggarai Timur. Musibah itu memanggilnya segera pulang. Bersama dua rekannya menggunakan perahu motor Tante Nela Paris (TNP) bantuan Pemkab Ngada, mereka berlayar mengitari Pelabuhan Aimere sebelum menyelam ke dasar laut.
Dengan peralatan seadanya, kompresor miliknya, Mans dan dua rekannya menyelam ke dasar laut. Di dalam hati, Mans berdoa semoga Tuhan dan leluhur menyertainya.
Sampai pada kedalaman kurang lebih dua puluh depa, Mans terperangah melihat Fransiskus dalam posisi telungkup. Fransiskus dalam kondisi tak bernyawa.
Baca juga: PGRI Lembata Desak Kapolres Tahan Pelaku Aniaya Guru SMAN 1 Nubatukan
"Badannya masih utuh dan pakaian juga tidak terlepas dari badan," ujar Mans saat diwawancarai TRIBUNFLORES.COM, Rabu 13 Maret 2024.
Mans lalu memberi kode kepada dua rekannya untuk membantu menarik jenazah Fransiskus ke darat. Tiga nelayan ini berjibaku menantang ombak sembari berenang membawa jenazah Fransiskus ke darat.
Di bibir pantai, warga setempat sudah menunggu untuk mengevakuasi jenazah. Mans dan rekan- rekan merasa lega perjuangan mereka membuahkan hasil.
"Ini pengalaman pertama saya selam cari jenazah. Awalnya takut, tapi kemudian saya dan teman-teman berangkat tanpa ada beban di hati," ujar Mans.
Baca juga: Angin Kencang dan Hujan Deras Landa Kota Bajawa Ngada, Warga Takut Keluar Rumah
Mans menceritakan saat kejadian, Fransiskus Mola Ari tenggelam,Senin 11 Maret dirinya sedang berada di Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Keesokan harinya, karena pencarian oleh Tim SAR belum membuahkan hasil, Romi Juji, kerabat Mans di Aimeremenghubungi Mans.
"Pa Romi minta saya ke Aimere untuk bantu selam cari yang tenggelam itu. Saya lalu berangkat ke Aimere," ujarnya.
Sebelum melakukan pencarian, Mans berkoordinasi dengan pihak keluarga. Ia minta izin dan mohon doa serta petunjuk leluhur.
Mans mengatakan dirinya belajar melaut sejak kecil dan menjadi nelayan hingga saat ini. Mans menjadi Ketua Kelompok Nelayan Tante Nela Paris. Kelompok ini memiliki perahu yang juga bernama Tante Nela Paris bantuan dari Pemerintah Kabupaten Ngada.
Baca juga: Kronologi Nelayan di Ngada Tenggelam di Pelabuhan Aimere Terseret Gelombang Tinggi
Tante Nela Paris merupakan akronim dari Tani, Ternak, Nelayan dan Pariwisata yang merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten Ngada dibawah kepemimpinan Bupati Ngada Andreas dan Wakil Raymundus Bena.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.