Berita Sikka
Tak Ada Dokter, Warga Palue Rujuk Pasien ke Maumere Pakai Perahu Terjangi Laut Flores
Hampir kurang lebih 3 jam mereka harus melewati terjangan gelombang yang terkenal cukup tinggi di laut Flores hanya untuk bisa mendapatkan perawatan.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Petronela Paji (57) warga Desa Maluriwu, Kecamatan Palue, Pulau Palue, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus berjuang untuk menyelamatkan nyawanya saat dirujuk ke RSUD TC Hillers Maumere.
Dengan botol infus terpasang, Petronela dalam keadaan tak berdaya harus rela digotong siang itu.
Ia dibawah oleh kerabatnnya menggunakan perahu motor penumpang selebar satu setengah meter dari Pulau Palue agar bisa dirawat pada rumah sakit di kota maumere.
Hampir kurang lebih 3 jam mereka harus melewati terjangan gelombang yang terkenal cukup tinggi di laut Flores hanya untuk bisa mendapatkan perawatan kesehatan memadai.
Baca juga: Perjuangan Warga Palue di NTT, Suling Uap Panas Bumi Gunung Rokatenda Dapatkan Air Minum Bersih
Ia dan kerabatnya hanya bisa pasrah dengan keadaan bila sampai terjadi kecelakaan akibat gelombang tinggi, apalagi saat ini sedang musim hujan.
Menurut keluarganya, Petronela mengidap penyakit gula dan sudah menderita sakit mencret sejak seminggu terakhir.
Petronela kemudian dirawat di puskesmas kecamatan Palue namun karena ketiadaan dokter dan kondisi pasien semakin memburuk sehingga harus dirujuk ke rumah sakit kota maumere yang punya fasilitas lebih baik.
"Pasien itu rujuk hari Senin tanggal 1 April 2024 kemarin. Pasien ini penyakit bawaannya adalah diabetes. Lalu pada seminggu yg lalu pasien ini kena mencret. Dalam kondisi parah di antar ke puskesmas pada hari senin pagi jam 06.00 Wita Sayangnya di sana tdk ada dokter. Sempat dibantu oleh petugas dengan pasang infus sambil konsul dengan dokter yang ada di Maumere,"ujar tokoh masyarakat Palu'e Selestinus Laba kepada TRIBUNFLORES.COM Rabu 3 April 2024.
Ia menerangkan kemudian diputuskan untuk pasien dirujuk ke maumere melalui Mausambi dengan motor nelayan. Di Mausambi pasien di jemput dengan ambulance menuju ke RSUD TC Hillers Maumere.
Saat ini pasien sedang dirawat intensif di RSUD TC Hillers Maumere.
Menurut dia keadaan ini sudah sering terjadi berlangsung puluhan tahun karena minimnya pelayanan dokter dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai di Pulau Palue.
Warga hanya bisa pasrah dengan keadaan dan berharap ada Dokter yang tetap tinggal di pulau Palue.
"Kalau yang sering terjadi selama ini adalah pertama, dokter tidak ada di tempat sehingga ketika ada pasien yang berkunjung ke Puskesmas sudah tentu petugas Puskesmas apa itu perawat atau bidan pasti konsul via telepon,"ujarnya.
Kedua kata dia, jika pasien itu di rujuk maka keluarga pasien menyiapkan armada seperti perahu motor. Rutenya bisa melalui Mausambi Kabupaten Ende atau langsung ke Maumere.
Ketiga, biaya transportasi menjadi tanggungjawab keluarga pasien termasuk Bahan Bakar Minyak untuk ambulance dari tempat jemput.
Keempat, petugas medis apa itu perawat atau lainnya begitu semangat meski kondisi pasien dan fasilitas yang tersedia terbatas termasuk obat-obatan karena sering stok obat kosong.
"Saat pasien di bawa ke Puskesmas Palue, dokter tidak ada di tempat mungkin saja punya alasan mengapa tidak betah di sana. Kasus yang terjadi kemarin terjadi juga kelalaian pihak keluarga pasien yang terlambat ke Puskesmas. Tapi sayangnya ketika antar ternyata dokter tidak di Puskesmas. Sehingga semuanya di konsultasi melalui telepon genggam atau HP,"ujarnya.
Ia mengatakan pesan yang ingin disampaikan dari peristiwa kemarin itu adalah dengan mempertimbangkan Palue adalah wilayah kepulauan yang diharapkan agar dokter bisa betah disana.
Tentunya harus didukung dengan fasiltas yang memadai sehingga dokter bisa menetap termasuk pasokan air minum bersih dan listrik.
Kedua fasilitas di puskesmas itu juga harus memadai untuk mendukung pelayanan dokter dan petugas kesehatan di Puskesmas.
"Apalagi status Puskesmas Palue itu adalah berstatus Puskesmas Rawat Nginap. Yang ketiga soal kesejahteraan tenaga honorer disana juga harus mendapat perhatian pemerintah,"pungkasnya.
Ia menerangkan tenaga honorer sangat profesional dalam pelayanan. Walau dokter tidak di tempat dan sekalipun terkadang mereka mendapat omelan dari keluarga atau masyarakat yang datang ke Puskesmas, namun mereka tetap semangat dan profesional dalam tugas mereka dalam melayani setiap pasien atau warga yg datang ke Puskesmas (GG).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.