Guru Penggerak
Cerita Maria "di Balik Kotor Ada Emas" dalam Hasil Belajar Calon Guru Penggerak Kabupaten Sikka
Maria Imakulata, Guru SMKN Talibura dan salah satu calon guru penggerak angkatan 9 Kabupaeten Sikka.
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Aula Mardy Wiyata SMPK Frater Maumere disulap menjadi tempat pameran Hasil Panen Belajar Lokarkarya 7 calon Guru Penggerak angkatan 9 Kabupaten Sikka, pad Sabtu, 27 April 2024.
Hasil Panen Belajar Lokarkarya 7 ini yang ditampilkan mulai dari karya tulis, karya seni, olahan pangan lokal hingga produk pakan ternak yang dipajang di masing-masing booth. Ada pun setiap booth ini terisi beragam karya dan didekorasi dengan menarik.
"Di Balik Kotor Ada Emas (Likormas)"
Salah satu booth pameran yang mencuri perhatian TribunFlores.Com adalah booth bertuliskan SMKN Talibura. Tampak sebuah lukisan indah dengan gambar seekor ayam jantan dipajang di atas tarangan ayam yang terbuat dari bambu.
Baca juga: 294 Siswa SD/MI se-Kabupaten Sikka Berkompetisi dalam Pesona Sains 2024 SMPK Frater Maumere
Di samping tarangan ini terdapat meja yang menyimpan prodak pakan ayam, pupuk hingga telur. Sementara, seorang wanita dengan sanggul di kepalanya, memakai baju tradsional Sikka tampak tersenyum.
Dia adalah Maria Imakulata, Guru SMKN Talibura dan salah satu calon guru penggerak angkatan 9 Kabupaten Sikka yang ikut dalam pameran hasil belajar bersama siswa dengan tajuk prorgam "di Balik Kotor Ada Emas (Likormas)".
"Saya menamai program ini adalah Likormas atau "di Balik Kotor Ada Emas", mengikuti guru penggerak saya lebih fokus pada program yang berdampak positif pada peserta didik pada kompetisi keahlian kami yaitu Agrobisnis Ternak Unggas dengan melihat potensi di sekitar kami,"kata Maria kepada TribunFlores.Com.
Baginya, makna kalimat "di Balik Kotor Ada Emas" yang membuatnya termotivasi untuk belajar dan berkarya bersama peserta didik SMKN Talibura.
Baca juga: Gelar Karya P5, Siswa SMKS St.Thomas Maumere Tampilkan Kearifan Lokal
Mulai dari penyediaan ayam kampung, pupuk dari kotoran ayam hingga pakan ayam yang kemudian disalurkan ke desa-desa di Kecamatan Talibura.
"Hasil dari proses belajar ini dibutuhkan oleh desa. Saya melakukan praktek bersama peserta didik dengan menyiapkan ayam kampung dengan bahan-bahan kampung yang ada disekitar wilayah kami yaitu penggunaan tepung daun kelor, pembuatan pupuk organik dari kotoran ayam,"ungkap Maria.
Prorgram ini menurutnya seperti mata rantai yang memberikan dampak positif kepada sekolah, siswa, orang tua hingga masyarakat desa. Melalui Likormas, Maria berkomitmen bersama sekolah untuk menekan angka stunting melalui penyediaan ayam kampung.
Kami melakukan koordinasi dengan desa-desa di Kecamatan Talibura, kami mengadakan penyediaan ayam kampung yang disalurkan ke desa, tahun ini kami siapkan 1000 ekor ayam kampung super. Semua kegiatan yang dilakukan siswa dan hasilnya dibutuhkan oleh masyarakat di sekitar kami, banyak produk yang dipesan oleh desa,"ujar Guru SMKN Talibura ini.
Sebagai calon guru penggerak, Maria mengaku senang karena termotivasi program dengan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakan ekosistem pendidikan. Menciptakan inovasi berdasarkan poetensi di sekitar sekolah dan berdampak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.