Wisata NTT

Melihat Spot Wisata Sejarah dan Budaya Tapak Kaki Gadjah Mada di Raijua NTT

Maja adalah seorang tokoh leluhur yang sangat berpengaruh dalam sejarah adat dan budaya orang Sabu Raijua sehingga dikenal di kalangan masyarakat Sabu

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM
KAKI MAJA - Tampak Tapak kaki Maja di desa Kolorae, Raijua, Kabupaten Sabu Raijua pada Jumat, 3 Mei 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema

TRIBUNFLORES.COM, SEBA - Selain tapak kaki sebagai bukti kesaktian Maja, masih ada bukti-bukti lain sebagai peninggalan Maja sampai saat ini seperti batu-batu keramat untuk ritual, rumah adat, cambuk, tombak, pedang, sumur, baju zirah.

Semua benda ini mempunyai fungsi dan perannya masing-masing di Pulau Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Situs-situs ini dijadikan spot wisata budaya dan sejarah di Raijua yang ditelurusi saat festival Niki Maja. Budaya dan sejarah di Raijua yang ditelurusi saat festival Niki Maja.

Hari pertama Festival Niki Maja 2 2024 peserta mengunjungi beberapa spot-spot bersejarah tersebut seperti Kampung Adat Nadega yang menyimpan histori Gadjah Mada seperti rompi Gadjah Mada.

Baca juga: Wisata Flores, Melihat Keindahan Gunung Inerie dan Watunariwowo di Selatan Bajawa

 

Para tetua di sana sudah berkomitmen untuk tidak menjual barang-barang bersejarah ini kepada siapa pun sampai kapan pun.

Destinasi kedua penelusuran ini adalah Tapak Kaki Maja di desa Kolorae, Raijua kabupaten Sabu Raijua. Di sana para peserta festival Niki Maja menyaksikan jejak tapak kaki Maja.

Nikxon Riwu sebagai penutur histori saat menyambut peserta Festival Niki Maja 2 ini menyampaikan alasan masyarakat Raijua meyakini orang Raijua adalah Niki Maja. Dari cerita para leluhur orang Raijua, tapak kaki yang diyakini tapak kaki Gadjah Mada ini ditemukan sebelum penjajahan Portugis oleh dua bersaudara yaitu Lulu Raba dan Egi Raba.

Maja adalah seorang tokoh leluhur yang sangat berpengaruh dalam sejarah adat dan budaya orang Sabu Raijua sehingga dikenal di kalangan masyarakat Sabu Raijua.

Baca juga: Teks Misa Minggu 5 Mei 2024 Hari Biasa VI Paskah Lengkap Renungan Harian Katolik

Diceritakan, Maja merupakan anak laki-laki dari seorang ibu bernama Piga Jami dan memiliki seorang saudari bernama Banni Lena Jami Kore Rohi atau dikenal dengan nama Banni Ked'o. Maja juga memikirkan seorang putera bernama Niki Maja.

Maja adalah seorang yang memiliki kesaktian luar biasa (Sakti Mandraguna). Apa pun yang dikehendaki Maja pasti akan terwujud. Salah satu bukti kesaktian Maja adalah tapak kakinya sendiri di atas batu yang keras.

Adanya tapak kaki di atas batu karena Maja pernah menggetarkan jagat raya dengan hentakan kaki di atas batu ketika melangkah. Mengapa ada hentakan kaki untuk menggetarkan jagat raya? Karena Maja memiliki prinsip "Langit Harus Dijunjung, Angkasa tak boleh diraih dan laut harus bergelora, dan tanah harus penuh kesuburan.

Maksud dari prinsip ini adalah agar manusia tidak tertimpa musibah yang turun dari atas, serangan musuh dari luar dan tetap sejahtera. Selain itu, alasan Maja hentakan kaki di atas batu keras karena tanah tidak mampu menahan kesaktian dan berat badan Maja.

Pada zaman dahulu, tapak kaki yang ada tidak boleh disebut dengan tapak kaki Maja melainkan harus disebut sebagai tapak kaki Hira (Hira Rai Bawe Liru) yang artinya melindungi sesama dari musibah. (dhe)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved