Berita Kota Kupang
Prodi Sosiologi Undana Kupang Sosialisasi Urgensi Pendidikan Multikultural
Sosialisasi ini tambah Blajan, merupakan bentuk tanggung jawab moral Fisip Undana yang dilakukan oleh Tim pengabdian kepada masyarakat Prodi Sosiologi
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Tim pengabdian kepada masyarakat Program Studi (Prodi) Sosiologi Undana mengadakan sosialisasi tentang urgensi pendidikan multikultural di era globalisasi.
Kegiatan ini digelar pada Rabu, 15 Mei 2024 diketuai oleh Dr. Drs. Blajan Konradus, M.A dengan anggota Drs. Yosef E Jelahut, M. Si, Drs. Aris Lambe, M. Si, Drs. Herman Y. Utang, L.Ph, dan Lasarus Jehamat, M.A.
Kepada POS-KUPANG.COM, Blajan mengungkapkan pendidikan harus menjadi agen utama yang mendorong kebebasan bagi semua orang.
“Era globalisasi saat ini, masyarakat dunia semakin terhubung dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Perubahan ini membawa tantangan baru yang kompleks dalam interaksi antarbudaya dan multikulturalisme. Pendidikan multikultural menjadi semakin penting dalam membekali individu dengan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk berinteraksi secara efektif dalam lingkungan yang beragam,” ujarnya Jumat, 17 Mei 2024.
Baca juga: Anggota KMK FKM Undana Kupang Berbagi Cerita Pengalaman Iman di Paroki Santa Helena Lili Camplong
Lebih lanjut Blajan menuturkan perguruan tinggi menjadi agen utama untuk mempromosikan perbedaan.
“Kita tidak ingin hidup dalam tempurung yang terus mengagung-agungkan suku, etnis bahkan agama sendiri. Tugas perguruan tinggi menjadi agen utama yang mempromosikan perbedaan. Ini harus dicatat,” tegas Blajan.
Sosialisasi ini tambah Blajan, merupakan bentuk tanggung jawab moral Fisip Undana yang dilakukan oleh Tim pengabdian kepada masyarakat Program Studi Sosiologi.
Sementara itu Drs. Herman Utang salah satu anggota tim di tempat terpisah mengatakan bagi mahasiswa sosiologi Fisip Undana pendidikan multikultural sangat relevan bagi calon sosiolog.
“Calon sosiolog akan dihadapkan pada tugas untuk memahami, menganalisis, dan menawarkan solusi terhadap berbagai masalah sosial yang sering kali berakar dari perbedaan budaya dan nilai-nilai. Mahasiswa sosiologi harus paham, bahwa kita diciptakan berbeda. Tidak boleh memaksa kehendak satu sama lain. Sebagai lembaga besar, Undana bertanggung jawab atas promosi perbedaan ini,” jelas Utang.
Baca juga: Setahun Menghilang Warga Bangladesh DPO Kasus TPPO Polda NTT Ditangkap di Surabaya
Menurut Utang ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya pendidikan multikultural.
Pertama, meningkatkan toleransi dan pengertian Pendidikan multikultural. Kedua, membantu mengurangi prasangka dan stereotip dengan meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap perbedaan budaya. Ketiga, membekali dengan keterampilan interkultural. Keempat, pendidikan membekali individu dengan keterampilan komunikasi dan interaksi yang efektif dalam lingkungan yang beragam. Kelima mengurangi mengurangi konflik sosial. Keenam, memahami dan menghargai keragaman, Ketujuh, pendidikan multikultural dapat berkontribusi dalam mengurangi konflik sosial yang berakar pada perbedaan budaya. Kedelapan, mempromosikan keadilan sosial. Kesembilan, Pendidikan multikultural mendorong penghapusan diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam berbagai aspek kehidupan.
Utang berharap sosialisasi ini dapat berdampak positif bagi Prodi Sosiologi, Fisip Undana, juga lembaga Undana secara keseluruhan. (cr19).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.