Berita TTU
BBM Langka di TTU, Warga Kefamenanu Minta Pemda Proaktif Lihat Persoalan Masyarakat
Jovan juga mempertanyakan alasan mengapa BBM di Kabupaten TTU sangat langka. Hal ini berbeda dengan daerah lain.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Seorang warga Kota Kefamenanu bernama Jovan Faot meminta Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara untuk proaktif melihat fenomena kelangkaan BBM yang terjadi di Kabupaten TTU beberapa waktu terakhir. Pasalnya, fenomena kelangkaan BBM di Kabupaten TTU akhir-akhir ini cukup meresahkan.
"Pemerintah untuk proaktif melihat persoalan ini. Karena sudah beberapa hari kelangkaan BBM kok didiamkan sampai hari ini berlarut-larut belum ada tindak lanjut seperti memberikan penjelasan kepada publik dan lain-lain," ungkapnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Selasa, 4 Juni 2024.
Ia menduga, pemerintah daerah sepertinya belum melihat fenomena antrian yang terjadi setiap hari di semua SPBU. Apabila fenomena ini dibiarkan berlarut-larut maka, bisa saja masyarakat akan mengganti kendaraan bermotor dengan sepeda untuk bepergian.
Baca juga: Angin Kencang, BMKG Minta Warga Manggarai Selalu Waspada
Jovan juga mempertanyakan alasan mengapa BBM di Kabupaten TTU sangat langka. Hal ini berbeda dengan daerah lain. Bahkan diperkirakan kelangkaan ini terjadi sekitar 1 pekan lebih.
"Dan yang terjadi ini hanya di Kabupaten TTU saja. Kalau di Kabupaten TTS tidak ada. Jangan sampai kita duga ada dugaan distribusi ke negara tetangga atau dugaan penimbunan untuk distribusi ke proyek-proyek di Kabupaten TTU dan sementara sedang persiapan untuk mau tender proyek ini," ucapnya, Selasa, 4 Juni 2024
Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Timor Tengah Utara sedang dilanda kelangkaan BBM. Pasalnya, nyaris setiap hari terjadi antrian panjang di semua SPBU di Kota Kefamenanu.
Pada Hari Sabtu, 1 Juni 2024, ia mengantri untuk mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU. Setelah berjam-jam mengantri, mereka diinformasikan petugas bahwa BBM telah habis.
"Waktu itu, BBM jenis Pertalite dalam kondisi tidak ada. Jadi saya antri Pertamax. Saat sampai giliran di saya petugas bilang Pertamax habis. Saat saya tanya petugas, petugas bilang Pertalite masuk dengan malam," ujarnya dengan nada kecewa.
Pada tanggal 3 Juni, Jovan kembali mengantri di SPBU untuk mengisi BBM. Setelah mengantri selama 2 jam, ia kemudian bisa mengisi BBM jenis Pertamax untuk kendaraan bermotor miliknya.
Baca juga: LIPSUS: Tak Miliki Gedung Sendiri, SMA Negeri di Perbatasan Belu NTT Pinjam Gedung SD untuk KBM
Sementara itu, Admin SPBU 54.855.03, Maria Selan menuturkan, kelangkaan BBM ini kemungkinan disebabkan oleh pembatasan kuota BBM jenis Pertalite dan Pertamax oleh Rayon II Depot Atapupu.
Dikatakan Maria, kapasitas tangki untuk BBM jenis Pertalite pada SPBU 54.855.03 adalah 30KL. Tetapi selama satu pekan terakhir SPBU tersebut hanya diberikan kuota 10KL (10 ton atau 10.0000 liter) per hari. Sebelumnya Kuota BBM biasanya kuota BBM jenis Pertalite yang didistribusikan sebanyak 20 ton per hari.
Pengelola SPBU, kata Maria, tidak mengetahui alasan pembatasan ini. Bahkan selama satu pekan terakhir mereka hanya menerima kuota BBM Jenis Pertalite maupun Pertamax 10 ton per hari.
Alokasi kuota BBM jenis Pertamax dan Pertalite yang hanya 10 ton per hari ini menyebabkan, BBM cepat habis. Hal ini berdampak pada antrian panjang di SPBU.(*)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.