BBM Langka di Labuan Bajo
BBM Langka di Labuan Bajo, Harga Pertalite Capai 150 Ribu per Botol
Mereka terpaksa harus membeli BBM jenis pertalite yang dijual para pengecer di kota premium tersebut.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Warga Labuan Bajo di Manggarai Barat, NTT mengeluh lantaran susah mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa hari terakhir di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Labuan Bajo.
Mereka terpaksa harus membeli BBM jenis pertalite yang dijual para pengecer di kota premium tersebut.
Harganyapun sangat mahal, kisaran hingga 150 per botol kemasan aqua ukuran besar.
"Kemarin sore harga bensin atau pertalite masih 50 ribu, pas malam itu sudah 150 ribu per botol aqua ukuran besar,"ujar Ferdy kepada TRIBUNFLORES.COM Senin 8 Juli 2024.
Baca juga: BBM Langka di Labuan Bajo , Warga Bermalam di SPBU
Ferdy berharap kelangkaan BBM ini cepat berlalu dan berharap tidak ada permainan dari orang-orang tertentu. Jika tidak warga atau pengendara akan susah mendapatkan BBM di Labuan Bajo.
Ia meminta pemerintah agar segera menindaklanjuti keluhan warga agar persoalan kelangkaan BBM tidak terjadi lagi.
Menurut warga harga BBM di pedesaan di Manggarai Barat tidak ada kenaikan. Sementara di Kota Labuan Bajo tiba-tiba saja harga BBM yang jual di enceran naik dua kali lipat.
"Anehnya di Ranggawatu yang di pedesaan harganya normal,"cetus dia.
Bermalam di SPBU
Sebelumnya, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terjadi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) kurang lebih tiga hari terakhir. Truk hingga mobil pribadi bahkan hingga bermalam di SPBU untuk mendapatkan bahan bakar.
Berdasarkan pantauan, Minggu 7 Juli 2024 dini hari, kondisi tersebut terjadi di SPBU Sernaru, Wardun Pasar Baru, dan Gorontalo. Masyarakat memarkirkan kendaraan mereka mulai dari truk hingga mobil pribadi sejak Sabtu malam.
Tampak kendaraan berjejer di pinggir jalan dekat SPBU Pasar Baru hingga mengular hampir sepanjang 1 kilometer. Sejumlah sopir mobil truk terlihat menggelar tikar di kawasan SPBU. Mereka memilih untuk menginap demi mendapatkan solar saat SPBU mulai kembali beroperasi.
"Tidak tahu kenapa langkah begini BBM, sudah tiga hari ini susah sekali dapat. Mau tidak mau kita harus parkir mobil di sini (SPBU) takutnya kalau pagi baru datang tidak kebagian," ujar Alexsandro warga Labuan Bajo.
Sandro mengungkapkan, kondisi ini sudah hampir 4 hari terjadi di kota pariwisata itu. Menurutnya, kelangkaan BBM ini sangat menyita waktu karena mesti mengantre panjang dan menghambat aktivitas pekerjaan.
"Kalau begini terus keadaan siksa kami, masa nginap terus di sini (SPBU) kami punya keluarga," ungkapnya.
Akibat kelangkaan ini harga Pertalite eceran di kios-kios melonjak dua kali lipat menjadi Rp 50.000 dari yang biasanya Rp 25.000. Alhasil, para pemilik kendaraan bermotor pun menyerbu pengecer, meski harganya mahal, mereka tak punya pilihan.
"Awalnya saya cari BBM keliling tapi tidak dapat, kebetulan pas sampai di Waemata ada yang jual tapi sisa sebotol. Saya isi setelah mau bayar tanya harga di pedagang sebut 50 ribu, syok juga tapi mau tidak mau harus isi," Hilarius Kakur, akrab disapa Hilka seorang tukang ojek di Labuan Bajo.
Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng yang dikonfirmasi terkait kelangkaan BBM mengaku kondisi tersebut terjadi karena beberapa mobil pengangkut BBM tertahan akibat ada pelebaran ruas Jalan Trans Flores (Ruteng - Labuan Bajo), tepatnya di Desa Cireng, Manggarai.
"Pemda terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk mengatasi persoalan ini," pungkasnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.