Berita NTT
Penggunaan QRIS di NTT Capai 13,8 Juta pada Periode Januari-Juli 2024
Penggunaan QRIS di Provinsi NTT mencapai 13,8 juta pada periode Januari hingga Juli 2024.
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG- Penggunaan QRIS di Provinsi NTT mencapai 13,8 juta pada periode Januari hingga Juli 2024.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Jumat 23 Agustus 2024.
Agus menyebut, penggunaan QRIS di NTT mengalami perkembangan yang luar biasa pada tahun 2024. Yang mana, berdasarkan data secara volumen pada Januari hingga Juli 2023 sebanyak 1,5 juta, namun pada Januari hingga Juli 2024 mencapai 13,8 juta.
“Jadi peningkatannya luar biasa. Ini menjadi suatu momen yang penting dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi. Karena semakin orang menggunakan transaksi digital, maka perkembangann transaksi juga akan semakiin cepat dan banyak. Kalau demikian, berarti pergerakan ekonomi semakin lebih baik . Ekonomi yang bergerak cepat artinya ada dinamika pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Agus mengatakan, langkah Bank Indonesia agar lebih banyak e-commerce yang menggunakan QRIS dengan melakukan sosialisasi lewat event-event yang digelar BI, salah satunya Gerakan Pasar Murah (GPM).
“Kemarin kami lakukan dalam event gerakan pasar murah. Ada yang ikut antrean panjang untuk membeli beras karena tidak pake Qris dan yang membeli beras dengan Qris tanpa antrean. Melalui hal ini kami ingin tunjukkan bahwa pake digital itu akan memberikan kemudahan, tidak perlu antrean panjang,” jelas Agus.
NTT, kata Agus, memiliki salah satu tantangan utama dalam perluasan digitalisasi yaitu bagaimana masyarakat memiliki kesadaran bahwa digitalisasi memberikan kemudahan bagi mereka.
“Ada lagi event lainnya kami lakukan dengan kegiatan cukup dengan Rp 1 rupiah dapat barang tertentu. Ini tentunya memberikan awareness dan harapan budaya literasi. Ini yang ingin kita kembangkan di masyarakat supaya bisa rasakan kemudahannya,” ujarnya.
Agus menjelaskan, Rupiah Digital menjadi salah satu orientasi menuju 2030. Hal itu dikarenakan, BI melihat perkembangan digitalisasi yang sangat cepat. Dengan demikian, Bank Indonesia mengantisipasi atau merespon perkembanga akan digitalisasi itu dengan mengeluarkan rencana pengembangan rupiah digital.
“Jadi, Rupiah itu menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa, sehingga kita kembangkan secara digital juga,” ujarnya.
Agus menyebut, dengan melihat disparitas masyarakat yang sangat jauh dan melihat kebutuhan untuk inovasi, maka pengembangan rupiah digital itu akan dilakukan secara bertahap. Yang mana, tahap pertama dalah rupiah digital yang diimplementasikan antara Bank Indonesia dengan Perbankan, karena perbankan mengambil uang lewat Bank Indonesia.
“Selama ini kita selalu menyerahkan uang kartal. Nantinya untuk tahapan pertama kita sudah mendistribusikan rupiah digital ke Perbankan, tapi dari Perbankan ke masyarakat masih menggunakan fisik uang,” ungkapnya.
Agus menambahkan, dengan implementasi rupiah digital, diharapkan bisa mengurangi percetakan uang, long life lebih lama, pemeliharaan juga lebih efisien, monitoringnya lebih mudah. Dengan demikaain, Bank Indonesia bisa memprediksikan jumlah uang beredar yang dibutuhkan masyarakat, karena datanya secara digital.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Penggunaan QRIS di NTT
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT
Agus Sistyo Widjajati
TribunFlores.com
Amankan Demo Kawal Putusan MK, Kapolres Sikka: Mari Kita Jaga Demokrasi Jangan Sampai Tersakiti |
![]() |
---|
DPRD Sikka 'Satu Suara' dengan Mahasiswa Cipayung Kawal Putusan MK |
![]() |
---|
Gempa 5,3 Magnitudo di Tambolaka Sumba, Terasa hingga Labuan Bajo |
![]() |
---|
Satoru Mochizuki Matangkan Timnas Putri di Pemusatan Latihan Yogyakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.