Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia Teguhkan Relasi Diplomatik dan Perkembangan Gereja Katolik

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk meneguhkan perkembangan iman Gereja Katolik di Indonesia maupun meneguhkan relasi diplomatik.

|
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUN-FLORES.COM/TANGKAPAN LAYAR YOTUBE KOMSOS KWI
KONFERENSI PERS- Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignasius Suharyo saat memberikan keterangan terkait persiapan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia di KantoR KWI, Rabu, 28 Agustus 2024. 

TRIBUNFLORES.COM, JAKARTA- Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignasius Suharyo menekankan kehadiran fisik Paus Fransiskus di Indonesia pada 3-6  September 2024 sangat penting. Baik untuk meneguhkan perkembangan iman Gereja Katolik di Indonesia maupun meneguhkan relasi diplomatik Vatikan-Indonesia.

Kardinal Suharyo mengungkapkan kunjungan Kerasulan tersebut dirindukan umat Katolik di Indonesia.  Ia mengumpamakan kehadiran Paus Fransiskus bagi umatnya di Indonesia seperti anak mengharapkan kehadiran seorang bapak.

"Kenapa kehadiran fisik penting untuk Indonesia? jawabanya sederhana sekali seperti anak mengharapakan kehadiran seorang bapak demikian juga umat Katolik di Indonesia mengharapakan kehadiran pimpianannya,"kata Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Kantor Konferensi Waligerja Indonesia (KWI) dan disiarkan langsung, Rabu, 28 Agustus 2024.

Kardinal ketiga dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia ini, menjelaskan konteks yang lebih luas terkait kunjungan Paus Fransikus di Indonesia, negara pertama yang dikunjunginya dalam perjalanan Apostolik atau Kerasulan ke-45 selama masa kepausannya.

 

Baca juga: Perjalanan Kerasulan Paus Fransiskus September Mendatang, Terpanjang dalam Masa Kepausannaya

 

Kunjungan tersebut tak hanya memberi makna perjumpaan bagi umatnya di Indonesia tetapi meneguhkan kembali hubungan  bersejarah antara Indonesia dan Vatikan yang terjalin dalam waktu yang lama.

"Indonesia mempunyai hubungan yang sangat baik dengan Vatikan sejak lama. Tahun 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia dan sekarang hubungannya menjadi Kedutaan Besar,"ungkap Kardinal Suharyo.

"Kalau pernah mengingat film Soegija yang diputar pada tahun 2012, itu melihat Albertus Soegijapranato  sedang menulis di dalam film itu. Yang ia tulis adalah permintaan kepada pimpinan Gereja Katolik di Vatikan agar secepatnya mengakui kemerdekaan Indonesia,"kata Kardinal Suharyo.

Ia juga mengingatkan sejarah kemerdekaan Indonesia dan pengakuan Vatikan untuk Indonesia sebagai negara yang merdeka pada tanggal 6 Juli 1947. 

 

Baca juga: Ketum PBNU Harap Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Memperkuat Semangat Kemanusiaan

 

"Dan kalau kita membaca sejarah,  Vatikan itu salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia, kalau tidak salah yang keempat,"ujar Kardinal Suharyo.

Kardinal juga menyebut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi kunjungan Paus yang ketiga. Paus pertama yang kunjungi Indonesia adalah Sri Paus Paulus VI pada 3-4 Desember 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989.

"Jadi dari segi itu, kedatangan Paus ke Indonesia rupa-rupanya bukan yang pertama,"ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved