Berita Nagekeo

Pembangunan Jalan Woloede Nagekeo di NTT Dibatalkan, Warga: Pak Menteri Basuki Tolong Kami

Anggaran tersebut telah diusulkan pada tanggal 28 Desember 2023  kepada Direktur Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-IK
JALAN RUSAK - Kondisi jalan rusak di Woloede dan Loadaolo di bawah kaki Gunung Berapi Ebulobo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Kamis 20 Juni 2024. 

TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Pemerintah Kabupaten Nagekeo mengusulkan anggaran Rp. 41.933.569.000 untuk pengerjaaan jalan ke desa Woloede dengan nomenklatur ruas jalan Sawu-Mulakoli.  

Anggaran tersebut telah diusulkan pada tanggal 28 Desember 2023  kepada Direktur Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Jakarta.

Hal itu diungkapkan Anselmus Mere, sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Nagekeo, Selasa 27 Agustus 2024.

Menurut Ansel, sebenarnya ada 8 ruas jalan pada tahun 2023 yang diusulkan oleh Pemda Nagekeo pada akhir tahun 2023 untuk dana inpres jalan daerah tahun 2004. 

Baca juga: Harum Cengkeh dan Pala hingga Senyum Warga Mauponggo tak Seindah Jalan, Puluhan Tahun Menderita

 

Namun yang lolos dan masuk dalam sistem aplikasi SITIA tahun 2024 hanya 4 ruas jalan di kabupaten.

Ruas jalan Sawu- Mulakoli dalam aplikasi atau sistem seharusnya menjadi proritas pertama dari 4 ruas jalan yang lolos verifikasi dalam sistem inpres jalan daerah tahun 2024, namun sayangnya tanpa alasan lain penganggaran jalan tersebut akhirnya ditunda padahal pihak Satker Pelaksana Jalan Wilayah IV Ende telah melakukan survei.
 
“Dari 8 ruas kemudian diverifikasi dan validasi oleh pihak balai jalan pusat, lolos dalam verifikasi ada 4 ruas, dari 4 ruas tersebut disurvei, oleh pihak Satker PJ Ende, mereka melakukan survei kembali untuk meminta kepastian karena informasi bahwa jalan akan didanai. Namun setelah survei jalan Sawu-Mulakoli dikonfirmasi itu ditunda oleh pusat, hanya 1 yang lolos yakni jalan ke Ngera,” keluh Anselmus dikutip dalam rilis yang dikirim warga Woloede, Nagekeo kepada TRIBUNFLORES.COM Rabu 28 Agustus 2024 siang. 

Anselmus mengungkapkan ruas jalan Sawu-Mulakoli menjadi prioritas utama dalam aplikasi tersebut karena pekerjaan minor seperti, tembok penyokong dan drainase sudah dikerjakan oleh pemerintah daerah dengan dana APBD II. 

Menurut Anselmus usulan anggaran Rp. 41 Miliar tersebut ruas jalan belum sampai ke Mulakoli hanya sampai di Desa Woloede.

“41 miliar itu hanya sampai di kampung Ulunua, Desa Woloede, bukan termasuk kawasan hutan yang di dekat Desa Mulakoli. Namun karena hanya 300 meter maka bisa diurus pemda lewat UKL UPL,” kata Anselmus.

Untuk pembangunan jalan di dalam kawasan hutan pihak pemerintah wajib melakukan ijin pinjam pakai kawasan salah satu persyaratnya adalah persetujuan lingkungan yang didalamnya terdapat, UKL UPL untuk jalan dengan resiko kecil. 

JALAN RUSAK - Kondisi jalan rusak di Woloede dan Loadaolo di bawah kaki Gunung Berapi Ebulobo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Kamis 20 Juni 2024.
JALAN RUSAK - Kondisi jalan rusak di Woloede dan Loadaolo di bawah kaki Gunung Berapi Ebulobo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Kamis 20 Juni 2024. (TRIBUNFLORES.COM/HO-IK)

Selain itu untuk luasan dibawah 5 Ha, pengurusan ijin atau persetujuan lingkungan melalui balai kawasan hutan provinsi.

Baca juga: Pelajar Woloede Nagekeo Lewati Jalan Rusak Meriahkan HUT ke 79 RI, Warga Singgung Teks Proklamasi

Warga mengharapkan ruas jalan tersebut harus bisa menjangkau Desa Mulakoli yang melewati kawan hutan produksi agar akses jalan keluar dari desa serta kota kabupaten lebih dekat dan memudahkan saat evakuasi bila terjadi bencana gunung berapi Ebulobo.

Selama ini warga Desa Woloede serta beberapa desa lain seperti Lodaolo, Ululoga sangat kesulitan akses jalan walaupun kaya akan potensi pariwisata, rempah dan buah. Semua hasil bumi ditekan pengepul dan tengkulak.

Mereka meminta tolong kepada Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono untuk membantu mereka. Sebab sudah puluhan tahun lamanya mereka tak pernah merasakan bagaimana berjalan diatas aspal.


“Sudah 7 bupati tapi jalan ini rusak tidak diperhatikan, saya sedih lihat warga di sini banyak susah karena harga ditekan tengkulak dan pengepul, jadi kami mohon kementrian PUPR pusat lewat pak Basuki  Hadimuljono tolong bantu kami,” keluh Yosef, warga Desa Woloede.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved