Berita Nagekeo
Harum Cengkeh dan Pala hingga Senyum Warga Mauponggo tak Seindah Jalan, Puluhan Tahun Menderita
Pohon-pohon Cengkeh terpampang rapi dengan sedikit semerbak ketika ketika melewati jalan desa dari Desa Mulakoli, Boawae.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Warga Desa Woloede dan Loadaolo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo sangat merindukan jalan beraspal di wilayah mereka.
Pasalnya sudah sejak Indonesia merdeka, warga di bawah kaki Gunung Berapi Ebulobo itu belum menikmati rasanya berjalan di jalan mulus.
Selama ini warga hanya menikmati akses jalan rusak yang tak pernah diperhatikan pemerintah.
Aroma kesulitan, kemiskinan, mengalahkan aroma rempah-rempah yang menjadi penghasilan utama warga di desa ini. Akibatnya segala aspek ekonomi, kesehatan seaakan jauh dari kata merdeka walaupaun indonesia telah merdeka 78 tahun lalu.
Baca juga: Belajar Setop Pernikahan Dini Ratusan Siswa di Nagekeo Diwisuda
Pohon-pohon Cengkeh terpampang rapi dengan sedikit semerbak ketika ketika melewati jalan desa dari Desa Mulakoli, Boawae.
Tidak hanya itu wangi aroma pala yang dijemur pada halaman rumah warga semakin semerbak menusuk hidung seperti aroma therapy.
Belum lagi keindahan alam dan eksotika alam seperti tarian awan menari-nari di puncak Gunung Ebulobo terpancar di sisi selatan.
Punggung-punggung pegunungan menjuntai ke arah lautan pada sisi selatan dan utara serta rimbunnya hutan perkebunan cengkeh dan pala seakaan mengabarkan surga serta kesejahteraan buat warga di kaki gunung berapi aktif ini.
Namun sayang seribu sayang semuanya berkebalikan dengan apa yang dirasakan warga di desa Woloede dan Lodaolo.
Akses jalan desa sebagai penghubung warga dengan kota kabupaten atau dengan desa lain serta kota kecamatan terbengkalai selama puluhan tahun sejak Indonesia merdeka.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, 3 Rumah Warga Nagekeo Penuh Lumpur hingga Jalan Trans Flores Dipenuhi Material Banjir
Jalan sepanjang kurang lebih 8 kilo meter yang menghubungkan kedua desa serta desa lain seperti Desa Mulakoli hanya dipenuhi batu lepas. Ada sebagain ruas jalan sudah cukup baik dengan menggunakan rabat yang sudah lama dikerjakan warga namun agak licin ketika dilewati akibat tingginya kelemababan dan curah hujan. Sebagain rabat yang dikerjakan oleh kontraktor malah sudah rusak.
“Itu ada jalan yang dikerjakan kontraktor malah sudah rusak yang ke arah Mulakoli sana, tapi masyrakat yang kerja seperti di Desa Woloede ini malah masih bertahan,” ungkap Yoseph Mola tokoh masyrakat Desa Woloede.
Semakin mendekati kantor Desa Woloede kondisi jalan semakin parah. Di ujung Kampung Ulunua hingga Kampung Lokanio bagian badan jalan terbentuk seperti got atau parit sebagai jalur air ketika musim hujan tiba. Jalan semakin parah hingga menjadi bekas-bekas aliran sungai kecil ketika memasuki Kampung Wajo yang kondisinya lebih miring.
Tak ayal segala material masuk memenuhi badan jalan hingga kendaran bermotorpun susah atau berhati-hati ketika melewatinya sehingg sangat rawan kecelakaan. Badan jalan jauh dari kata layak, batu batu lepas memenuhi badan jalan sehingga menyulitkan kendaraan ketika melewati jalan tersebut.
Berita Nagekeo
Harum Cengkeh
Warga Mauponggo
Warga Mauponggo Puluhan Tahun Menderita
Harum Cengkeh dan Pala
Tribun Flores.com
Kapolsek Mauponggo: Perdes Larangan Adat Berdampak Positif Pada Kamtibmas di Nagekeo |
![]() |
---|
Anggota Polsek Mauponggo, Nagekeo Buka Akses Jalan Longsor, Susuri Jalan Sepanjang 25 Kilometer |
![]() |
---|
Cuaca Ekstrem, 3 Rumah Warga Nagekeo Penuh Lumpur hingga Jalan Trans Flores Dipenuhi Material Banjir |
![]() |
---|
Banjir dan Longsor di Nagekeo, Badan Jalan Roboh Material Bertebaran di Badan Jalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.