Pulau Pemana

Asa Bebaskan Bahaya Polusi Sampah Plastik di Pulau Pemana, Harus Dibawa Keluar dari Pulau

Peliknya pengelolaan sampah plastik bukan saja menjadi permasalahan di wilayah daratan Kabupaten Sikka, NTT. Begitu pun di Pulau Pemana.

|
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
SAMPAH- Tampak tumpukan sampah di TPA Desa Pemana yang berada di pesisir laut, Sabtu, 14 September 2024. 

Setelah Perdes ini diterbitkan, kata Mustari, satu hari dalam seminggu diadakan kerja bakti bersama. Warga juga membuat tempat sampah di rumah masing-masing untuk menampung sampah produksi rumah tangga. Namun, TPA di pinggir pantai itu menjadi dilema.

Siapa yang Peduli Persoaalan Sampah di Pulau-pulau Terluar? 

Koordinator Nasional IWP, Martha Muslin mengungkapkan persoalan sampah plastik di pulau-pulau kecil minim perhatian. Masyarakat dibiarkan untuk mengatasi sendiri persoalan itu dengan keterbatasan dan pada akhirnya merugikan masyarakat itu sendiri dan membahayakan ekosistem perairan sebagai sumber hidup masyarakat di pulau.

"Siapa yang peduli dengan persoalan sampah di pulau-pulau terluar? Komitemen untuk penangan sampah di pulau terluar harus diatasi dan menjadi perhatian bersama, pemerintah, masyarkat, jurnalis dan stakeholder lainnya. Harus ada solusi bukan saling tunjuk,"kata Martha Muslin.

Persoalan sampah di Pulau Pemana, kata aktivis lingkungan hidup ini memerlukan sejumlah strategi, perlunya mengubah paradigma masyarakat terhadap pengelolaan sampah plastik dengan prinsip ekonomi sikular tidak lagi pada ekonomi linear, sampah langsung ke TPA.

Sampah Dibawa ke Kota

Untuk menerapkan prinsip ekonomi sikular ini guna mengurangi  limbah dan polusi, Martha Muslin melalui IWP berupaya untuk membawa keluar sampah padat dari Pulau Pemana.

"Seperti janji yang sebelumnya, sampah yang sudah dipilah kami angkut ke kota karena sistem pengangkutannya sedang dalam proses di Maumere,"kata Martha di hadapan ibu-ibu Desa Pemana yang hadiri di kantor Desa Pemana, Sabtu (14/9/2024).

Martah menjelaskan, sampah dari pulau harus dibawa ke kota hal ini karena pertimbangan fasilitas pengelolaan sampah ada di kota. 

"Kalau fasilitas pengelolaan sampah ditempatkan di pulau ada banyak pertimbangan yang harus diperhatikan, pertama kondisi alam, jumlah sampah yang dihasilkan.Kita juga membangun kerja sama langsung dengan pengusaha sampah di Maumere,"ungkap Martha.

Lanjutnya, dalam upaya ini IWP akan mengandeng Mapala Unipa dan Mapala Unimof untuk terlibat mengatasi persoalan sampah di pulau-pulau terluar khususnya Pulau Pemana, sebagai wilayah pengembangan program IWP selain Labuan Bajo.

Asa Menuju Pulau Bebas Sampah

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pemana, Sayudin La Didi menyampaikan harapan setelah kunjungan Tim IWP bisa menggerakan dan menumbuhkan kesadaran bersama untuk mewujudkan desa yang bebasa dari kepungan sampah.

"Harapannya masyarkat sadar dan tertib, kita harus lebih peduli dengan sampah. Pulau ini sangat indah, sayang jika kotori dengan sampah karena merusak ekosistem laut,"ungkap Sayudin.

Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Pemana, Mustari Ipir akan terus melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait pengelolaan sampah di pulau ini agar tidak selalau berakhir di TPA bahkan laut.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved