Erupsi Gunung Lewotobi Laki laki

Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Setinggi 1 Km Sejak Tengah Malam dan Subuh

Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, NTT, meletus sebanyak tiga kali sejak tengah malam hingga subuh, Senin, 16 Septembe

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO-PGA LEWOTOBI
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin, 16 September 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, NTT, meletus sebanyak tiga kali sejak tengah malam hingga subuh, Senin, 16 September 2024.

Letusan ini tercatat Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang.

Dalam laporan tertulisnya, letusan pertama pukul 00.20 Wita dengan tinggi abu 800 meter, letusan kedua pukul 00.54 Wita setinggi 1.000 meter, kemudian letusan ketiga pukul 04.22 Wita setinggi 1.000 meter.

Baca juga: Pemkab Ende Transformasi Sawah Tadah Hujan Jadi Lahan Produktif

 


"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut," demikian laporan yang dirilis PGA Lewotobi.

Letusan pada gunung yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores dengan status Level III (Siaga) ini membawa abu ke sejumlah desa di Kecaatan Wulanggitang dan Ile Bura. Desa-desa dimaksud adalah Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Dulipali, Pululera, Boru, Boru Kedang.

Pantauan TRIBUNFLORES.COM, jalanan antar desa, halaman, hingga lahan pertanian masih dibalut belerang akibat aktivitas erupsi yang terjadi setiap hari.

Kerusakan materil sementara akibat erupsi selama 9 bulan itu umumnya atap rumah, tanaman mete, kakao, serta tanaman umur pendek seperti hortikultura dan sayuran.

Meski kondisi ekonomi semakin lesu, namun warga terpaksa membeli atap baru. Mereka takut rumahnya digenang lumpur saat turun hujan. Sebab saat hujan, endapan belerang tumpah ke dalam rumah melalui celah-celah seng yang bocor.

Sementara warga yang tak punya biaya harus mencari alternatif lain. Mereka menggunakan terpal bekas menutupi atap rumah yang sudah menganga.

Tim teknis dari BPBD Flores Timur dipimpin Kepala Pelaksana, Fredy Moat Aeng beberapa hari lalu sudah melakukan identifikasi di desa terdampak.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

 
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved