Unika St Paulus Ruteng

Fakultas Ilmu Kesehatan Unika St Paulus Ruteng Tandatangani Kerja Sama Dengan LPK Musubu Bali

Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Unika St Paulus Ruteng Pater David Djeru

|
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/ROBERT ROPO
Fakultas Ilmu Kesehatan Unika St Paulus Ruteng membangun kerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Musubu Bali. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG-Fakultas Ilmu Kesehatan Unika St Paulus Ruteng membangun kerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Musubu Bali.

Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Unika St Paulus Ruteng Pater David Djerubu, SVD dan Direktur LPK Musubu Bali, Dominika Aloysia Trombine yang berlansung di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan Unika St Paulus Ruteng, Kamis 19 September 2024.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Unika St Paulus Ruteng Pater David Djerubu, dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada LPK Musubu yang telah bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Kesehatan Unika St Paulus Ruteng tentang program kerja sama pendidikan bahasa dan budaya Jepang.

Pater David berharap melalui kerja sama ini, tamatan bidan maupun keperawatan dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Unika St Paulus Ruteng dapat bekerja di Jepang atau di luar negeri.

Dikatakan Pater David, dengan bekerja di luar negeri atau di negara Jepang tentu semuanya terjamin mulai dari upah dan lain sebagainya, karena ia percaya LPK Musubu menjamin itu semua.

Baca juga: Pertamina Ungkap Alasan Kelangkaan Minyak Tanah di Ende 

 

 

"Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk anak-anak Fakultas Ilmu Kesehatan, mereka bisa dijamin dengan baik oleh LPK Musubu terkait upah dan lain sebagainya, termasuk juga jika sakit atau meninggal LPK Musubu menjamin untuk mengembalikan ke negara asal Indonesia," ujarnya.

Karena itu, Pater David juga berharap kepada orang tua untuk mendukung dengan mendorong anak-anaknya untuk bekerja di Jepang atau di luar negeri, dari pada di Indonesia khususnya di Manggarai kini pengangguran sudah semakin banyak.

"Jangan hanya mengharapkan jadi tenaga sukarela, kerja dengan gaji kecil hanya mengandalkan pakian keki dan berprinsip hanya untuk mengabdi. Mengabdi itu penting juga, tapi kesejahteraan dan masa depan itu perlu dipertimbangkan juga," imbuhnya.

Direktur LPK Musubu Bali, Dominika Aloysia Trombine, mengatakan, hari bersejarah karena LPK Musubu sudah melakukan penandatanganan PKS dengan Fakultas Kesehatan Unika St Paulus Ruteng. Menurutnya potensi mahasiswa baik perawat maupun bidan punya niat untuk berkompetisi untuk bisa bekerja di Jepang. 

Dikatakan Dominika, LPK Musubu sangat terbuka untuk memfasilitasi bagi anak-anak NTT atau anak-anak Fakultas itu untuk bisa bekerja di Jepang. Kerja sama ini, juga dengan tujuan untuk menyadari bahwa puang kerja di Indonesia khususnya di Manggarai saat ini sangat kecil, sehingga ini merupakan motifasi besar bagi mereka untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang baik.

Di sisi lain, apresiasi pekerjaan di Jepang itu sangat tinggi. Upah yang diberikan sangat tinggi, sebab profesi perawat atau pun bidan sangat dihargai di Jepang seperti pengembalian pajak, bonus di akhir tahun dan lain sebagainya yang sangat menjanjikan.

Baca juga: NTT Terima Rp 5,5 Miliar Dana Insentif Fiskal Percepatan Penghapusan Kemiskinan Esktrem

"Jadi kehadiran kita untuk membantu memfasilitasi para calon tenaga kerja mulai dari nol sampai dengan bekerja di Jepang selama sebulan awal itu merupakan tanggung jawab kita LPK Musubu," ujarnya.

Dominika juga mengatakan, saat ini pihaknya masih fokus merekrut calon tenaga kerja bidang perawat dan sejauh ini sudah 30 orang berhasil kerja di Jepang. Sedangkan Ilmu lainya juga akan dikembangkan. 

Yofani (Vonny) Francis Yuki, Recruitment Director LPK Musubu, juga menambahkan, LPK Musubu ini mempunyai ijin lengkap di Bali. Seiring perjalanan, LPK ini mulai dibuka di NTT pada beberapa minggu lalu dengan tujuan untuk membawa anak-anak NTT menjadi tenaga kerja yang profesional yang punya keterampilan yang bisa membangun karier profesionalnya di Jepang. Sejauh ini sudah 30 orang tenaga kerja asal NTT yang bekerja di Jepang dengan total paling banyak dari Kabupaten Sikka 31 persen, dan juga dari wilayah lainya di NTT.

Vonny juga mengatakan, LPK Musubu melakukan kerja sama dengan Fakultas Ilmu Kesehatan Unika St Paulus Ruteng, sebab lulusan sangat banyak pada setiap tahun, sementara penyerapan tenaga kerja hanya 20 persen saja. Karena itu, Musubu hadir di NTT untuk membantu mengurangi angka pengangguran intelektual. Dan juga hanya memperoleh upah saja, tetapi melalui kerja di Jepang juga mereka bisa membawa nilai-nilai positif yang menjadi bekal mereka di kemudian hari.

"Pesan saya untuk anak-anak NTT bermimpilah yang besar, Jangan berpikir lagi kita di NTT ini sumber daya lemah, tapi harus berani bersaing. Harus punya motivasi untuk merubah hidup," tutupnya. 

Turut menyaksikan penandatanganan PKS ini, Yofani (Vonny) Francis Yuki Recruitment Director LPK Musubu, Benediktus Michael - Legal & Secretary LPK Musubu, Dr Ans Prawati Yuliantri, M. Hum Ketua Unit Kerjasama dan koordinator kehumasan Unika St Paulus Ruteng bersama Ketua Prodi D-3 Kebidanan, Ketua prodi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan, Ketua Prodi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners serta para mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News


Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved