Hari Sumpah Pemuda 2024

Rayakan Sumpah Pemuda, SMPS Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko Gelar Diskusi Ilmiah

Menurut Jastin, seminaris tidak hanya sebagai calon imam katolik, melainkan juga sebagai calon pemimpin di masa depan. 

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-FR YONSI
DISKUSI ILMIAH - Suasana diskusi ilmiah di SMPS Seminari Mataloko, Ngada, Flores, NTT, Oktober 2024. 

TRIBUNFLORES.COM, MATALOKO - Sekolah Menengah Pertama Swasta (SMPS) Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko di Kabupaten Ngada menggelar diskusi ilmiah.

Kegiatan dalam rangka merayakan hari sumpah pemuda, Senin 28 Oktober 2024 itu bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat juang dan gagasan yang terkandung dalam Sumpah Pemuda. 

Tema diskusi bertajuk "Seminaris dan Daya Juang” yang berlangsung di aula SMPS Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko, dihadiri oleh semua siswa SMPS Seminari ST. Yohanes Berkhmans Mataloko,"ujar Frater Yonsi Yopador SVD kepada TRIBUNFLORES.COM Kamis 31 Oktober 2024.

Frater Yonsi menyebutkan diskusi ilmiah ini dilaksanakan pada Senin 28/10/2024 pada pukul 08.00 Wita sampai pukul 13.00 Wita. Kegiatan ini merupakan program wajib yang dirancang sekolah. 

Baca juga: Bengkel Teater Kata Seminari Mataloko akan Gelar “Teater Kata on the Road” dari Mataloko ke Bajawa

 

"Sebagai program wajib, kegiatan ini dihadiri oleh para guru, tenaga kependidikan, dan kepala SMPS Seminari ST. Yohanes Berkhmans Mataloko, RP. Antonius Waget, SVD., S. Fil., S. Pd dan tenaga kependidikan,"ungkapnya.

Frater yang sedang melaksanakan Top itu menyebukan diskusi ilmiah ini membahas tentang semangat juang para pemuda pada sumpah pemuda 28 Oktober 1928 sebagai inspirasi bagi siswa Seminari dalam menyikapi berbagai perubahan di era modern. 

Sementara itu Ketua Osis SMPS Seminari Mataloko, Romero Watu, menjelaskan bahwa diskusi ilmiah ini memilih tema “Seminaris dan Daya Juang” dengan tujuan untuk mengingatkan Seminaris sebagai generasi muda akan pentingnya memiliki semangat juang dalam kehidupan sehari-hari. 

“Sumpah Pemuda merupakan gagasan dari para pendahulu kita untuk bersatu dan berjuang dengan gagasan besar. Dari mereka, Seminaris menggali ilmu dan berjuang dengan pikiran. Kini, di era digital, Seminaris juga diharapkan untuk memiliki semangat juang yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda, misalnya menghargai perbedaa,” ujar Romero.

Sementara itu, moderator diskusi, Jastin Toda, siswa kelas VII D SMPS Seminari Mataloko, menjelaskan istilah Seminaris merujuk pada para pemuda yang aktif berdiskusi dan memperluas wawasan kebangsaan untuk memperjuangkan kemerdekaan. 

Seminaris merupakan istilah untuk orang-orang sedang mengenyam pendidikan di Seminari, yaitu lembaga pendidikan calon imam katolik. 

Menurut Jastin, seminaris tidak hanya sebagai calon imam katolik, melainkan juga sebagai calon pemimpin di masa depan. 

Seminaris adalah para penuda yang mampu berpikir kritis terhadap kondisi sosial dan memiliki kesadaran kolektif yang tinggi terhadap pentingnya persatuan. 

Sebagai calon pemimpin masa depan, seminaris perlu belajar untuk berpikir kritis dan bersikap toleransi terhadap berbagai perbedaan. 
 
"Seminaris merupakan kumpulan dari kaum muda yang mempunyai cita-cita untuk menjadi imam dan pemimpin di masa depan. Sebagai calon imam dan calon pemimpin masa depan, seminaris perlu belajar dari pemuda yang mengikrarkan janji pada 28 Oktober tahun 1928 untuk bersatu, berpikir kritis dan menghargai perbedaan,”ujar Jastin. 

Jastin juga menjelaskan tentang pentingnya seminaris untuk terus belajar dan berdiskusi, terutama dalam menghadapi berbagai perubahan di era digital, seperti hoaks dan ujaran kebencian yang semakin marak.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved