Gunung Lewotobi Meletus

Dijemput Petugas, Pengungsi  Gunung Lewotobi di Pruda Sikka Curhat Sampai Menangis

Sejak awal erupsi Minggu 3 November 2024 masyarakat Kabupaten Flores Timur yang terkena dampak mengungsi ke desa-desa yang berada di Sikka

Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Perwakilan masyarakat pengungsi posko Desa Pruda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT sampaikan tidak ingin dipindahkan Rabu, 13 November 2024 kepada pemerintahan Flores Timur ketika akan dipindahkan 

Laporan Reporter Magang TRIBUNFLORES.COM, Ernestina Jesica Toji 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE — Erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT mengakibatkan warga harus mengungsi ke lokasi aman. 

Sejak awal erupsi Minggu 3 November 2024 masyarakat Kabupaten Flores Timur yang terkena dampak mengungsi ke desa-desa yang berada di Kecamatan Waiblama dan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. 

Setelah satu minggu berada di posko pengungsian Kabupaten Sikka, Pemerintahan Flores Timur mengimbau para pengungsi untuk dipindahkan ke posko yang telah disedikan di Pemkab Flores Timur. 

Hal ini dikarenakan, posko tempat pengungsian terkena dampak abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi. 

 

 

 

Baca juga: Gunung Lewotobi Erupsi Lagi, Wings Air Tunda Sejumlah Penerbangan di NTT

 

 

 

 

 

 

Hampir semua Posko yang terkena dampak kini telah dipindahkan ke titik aman di Kabupaten Flores Timur. 

Namun, pada saat proses pemindahan masyarakat yang mengungsi di posko Desa Pruda, Kecamatan Waiblama, Sikka warga enggan pindah.

Mereka menolak untuk dipindahkan dari Pruda karena alas an tidak ada perhatian dari pemerintah ketika proses evakuasi. 

Pada Rabu, 13 November 2024 malam saat petugas posko Flores Timur mendatangi pengungsi i Desa Pruda sempat terjadi perselisihan.

 

 

Baca juga: 24 Warga Flores Timur Mengungsi di Mego Dapat Bantuan dari Polres Sikka

 

Warga di pengungsian Pruda curhat tidak ada perhatian dan enggan pindah.

Mereka malam menegaskan ingin tinggal di Pruda karena sudah merasa nyaman dan ada perhatian dari warga Pruda.

“Mohon maaf, kami tahu tujuan pemerintah itu baik. Kami ingin memberitahukan bahwa keberadaan kami selama mengungsi mulai dari hari Jumat sampai detik ini kami masyarakat merasa aman secara sepenuhnya,” ujar salah satu masyarakat yang tidak diketahui namanya tersebut dalam video yang diperoleh TRIBUNFLORES.COM di Maumere, Kamis, 14 November 2024 malam. 

Menurutnya, ketika dirinya dan masyarakat pengungsian  meninggalkan Desa Pruda itu sangattidak sopan karena tidak menghargai pemerintah dan masyarakat. 

 

 

 

Baca juga: Wisatawan yang Tertahan di Labuan Bajo Telah Dievakuasi Lewat Jalur Laut dan Udara

 

Masyarakat yang mengungsi ke Desa Pruda didasarkan pada iimbauan dari Pemerintah Flores Timur pada Jumat, 8 November 2024. 

“Saya merasa terharu, keberangkatan kita mulai dari hari Jumat berdasarkan surat pemberitahuan bahwa titik teraman adalah di Desa Pruda,” ujarnya. 

Setelah berada di Desa Pruda, masyarakat pengungsi dilayani oleh pemerintahan dan masyarakat sekitar. 

Bantuan logistik pun mulai berdatangan untuk para pengungsi dari berbagai pihak. 

 

Baca juga: Besok, KPU Manggarai Timur Gelar Simulasi Pemungutan & Perhitungan Suara Pilkada 2024

 

Pada kesempatan tersebut perwakilan masyarakat tersebut menceritakan mereka harus berjalan kaki untuk bisa mengungsi di Desa Pruda. 

“Kami 4 desa harus jalan kaki 3 kilo bahkan lebih untuk sampai di sini. Lansia yang lumpuh kami gendong, bayi, balita, ibu hamil, semuanya aman sampai di sini. Kalau memang jalan di Flores Timur tembus kenapa kami tidak di jemput,” ujarnya sambil menangis.

Ia menyampaikan perasaannya karena Pemerintah Flores Timur akan memindahkan para pengungsi ke posko lain yang telah disediakan di titik aman Kabupaten Flores Timur. 

“Sampai hari ini pak mereka minta kami pindah sampai hati sekali pak. Kami tidak merasa tega meninggalkan pemerintahan desa dan semua panitia yang sudah melayani kami. Kami hanya butuh keberadaan kami di manapun, pak mereka hanya perlu perhatikan kami,” imbuhnya. 

 

 

Baca juga: Simak Profil dan Kondisi Terkini SDN Reweng di Elar Manggarai Timur

 

Pantauan TRIBUNFLORES.COM dari video yang beredar, masyarakat pengungsi Desa Pruda yang berada di posko pengungsian terlihat menangis mendengar cerita tersebut.

“Bahkan sampai detik ini masih ada masyarakat yang berada di desa kami masing-masing karena kami tidak bisa pikul (gendong) lagi,” paparnya.

Ia menyampaikan, dirinnya dan para pengungsi tidak mengenal masyarakat Pruda tapi mereka dilayani dengan baik. 

“Kami tidak kenal mereka semua di sini tapi kami orang layani dengan baik. Kami tidak mau, tidak tega meninggalkan saudara-saudari kami semua di sini. Kami tidak mau dipindahkan,” imbuhnya. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved