Gunung Lewotobi Erupsi
Sebulan di Posko, Penyintas Lewotobi Rindu Suasana Natal di Kampung
Perayaan Natal 2024 tinggal menghitung hari. Sejumlah penyintas Gunung Lewotobi Laki-laki tampak merenung saat duduk di tenda darurat, Rabu, 4 Desembe
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Perayaan Natal 2024 tinggal menghitung hari. Sejumlah penyintas Gunung Lewotobi Laki-laki tampak merenung saat duduk di tenda darurat, Rabu, 4 Desember 2024.
Ada yang tertidur pulas, tak terasa sudah melewatkan satu bulan di lokasi pengungsian pasca letusan dahsyat tanggal 3 November 2024 lalu.
Kebatinan jelang hari raya besar juga dialami Karmelia Elisa Mahi Puka (24), penyintas asal Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Elsa, sapaanya, duduk sembari melamun di selasar posko. Tatapannya kosong. Hujan di luar tenda masih deras. Sekitaran tenda mulai becek. Elsa masih melamun bak memikirkan sesuatu yang mengganjal pikirannya.
"Saya ingat rumah, rindu suasana kampung, ingin segera pulang. Kapan kami bisa pulang? Apakah bisa terjawab?," katanya. Ia tinggal di Posko Bokang Wolomatang, Kecamatan Titehena bersama keluarganya.
Saban malam, sebelum tidur, Elsa mengaku sering menitihkan air mata. Perempuan yang dikenal ceria, begitu pula semua penyintas di posko, terus gundah memikirkan rumah dan segala cerita manis bersama sanak saudara.
Sebentar lagi Natal 25 Desember 2024 datang menyapa semua umat kristiani, termasuk Elsa dan 13 ribu penyintas. Tak disangka perayaan besar bakal dirayakan dalam suasan bencana.
Elsa merindukan pepohonan hijau nan rindang di Desa Hokeng Jaya. Permukiman yang amat subur dengan potensi buah yang melimpah itu sudah berubah. Semuanya kini hangus tanpa sisa, terbakar material gunung eksplosif yang terpaut jarak sekira 4 kilometer itu.
Saat-saat sebelum Natal, Elsa dan warga mulai berjibaku membersihkan rumput dari kampung menuju gereja. Pohon Natal lengkap dengan ornamen bernyala juga dipasang di depan rumah.
Banyak keluarga mudik dari tempat rantau ke kampung, merayakan kelahiran Yesus Kristus. Momentum itu selalu dinantikan bersamaan dengan perayaan ekaristi, santap jagung titi, menenggak teh, kopi, tuak putih ataupun arak yang adalah minuman tradisional setempat.
Elsa sempat merasakan hangatnya Natal 2023, meski 23 Desember berhamburan keluar rumah kala erupsi pertama Gunung Lewotobi Laki-laki. Saat itu hanya menyisahkan abu tipis, tak sampai merusak rumah dan ornamen Natal.
"Tanggal 23 Desember ini genap satu tahun erupsi. Tahun lalu kami semua masih sempat merayakan di kampung, sebelum mengungsi kali pertama ketika awal Januari 2024," ujar Elsa.
Semua harapan seketika pupus di tanggal 3 November 2024. Bencana tengah malam itu meluluhlantakkan kampung. Sepi betul-betul menyelimuti permukiman yang selalu ramai dengan gelak tawa para penghuninya, apa lagi saat Natal dan Tahun Baru.
Sejak dua pekan terakhir, para warga mulai pulang ke rumah. Mereka membersihkan pasir dan kerikil. Banyak atap sudah ambruk karena tak mampu menahan tumpukan material dari gunung berstatus Level IV (Awas) itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.