Berita Ende

Pelajar SMAK Syuradikara Ende Olah Minyak Jelantah jadi Lilin Aromaterapi

Pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah tersebut merupakan kolaborasi ekskul green generation SMAK

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
LILIN AROMATERAPI - Pelajar kelas X SMAK Syuradikara Ende berhasil mengolah minyak jelantah atau minyak minyak goreng bekas pakai yang sudah digunakan berulang kali menjadi lilin terapi aromaterapi. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Pelajar kelas X SMAK Syuradikara Ende berhasil mengolah minyak jelantah atau minyak minyak goreng bekas pakai yang sudah digunakan berulang kali menjadi lilin terapi aromaterapi.

Minyak jelantah atau minyak minyak goreng bekas pakai yang sudah digunakan berulang kali yang kerap dibuang di sembarang tempat merupakan limbah rumah tangga yang sulit terurai. 

Lilin aromaterapi yakni lilin yang mengandung minyak esensial dan pewangi tertentu yang dapat digunakan untuk menenangkan pikiran, mengusir serangga, dan sebagai pengharum ruangan.

Pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah tersebut merupakan kolaborasi ekskul green generation SMAK Syuradikara Ende dan guru Biologi dam Fisika. 

 

Baca juga: Siswi SMAK Syuradikara Ende, Emilia Reginaldis Kilmas Peserta Terbaik Youth Green Movement 2024

 

 

"Produk ini merupakan kolaborasi ekskul green generation dan guru Fisika karena untuk materi untuk materi pencemaran lingkungan itu ada di pelajaran Biologi tetapi juga ada di pelajaran Fisika dan pergerakannya itu kami mengajak anak-anak kelas X dengan bantuan anak-anak green generation," jelas Agata J.I Bari, guru Biologi yang didampingi Fransiska Yuenda, guru Fisika, saat ditemui di halaman SMAK Syuradikara Ende , Senin, 9 Desember 2024. 

Selain minyak jelantah, jelas Agata, bahan lain yang digunakan untuk pembuatan lilin aromaterapi yakni sterin sebagai bahan kimia untuk memadatkan lilin aromaterapi. Sedangkan untuk pewarnaan, kata dia, digunakan krayon bekas pakai.

"Jadi diserut kemudian dimasukkan bersamaan dengan sterin kemudian diteteskan dengan essential oil atau ekstrak minyak beraroma wangi yang didapatkan dari penyulingan ekstrak kulit kayu, bunga, daun, akar, biji, batang, dan bagian tanaman lainnya. Jadi memang warna lilin aromaterapi ini beragam karena kami mau agar anak-anak berkreasi kira-kira mereka mau buat lilin seperti apa dimana lilin ini juga sebenarnya untuk menambah nilai ekskul dan nilai pelajaran Biologi dan Fisika," tambah Agata.

Untuk pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah sendiri, lanjut Agata, membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu karena harus menetralkan warna dan aroma terlebih dahulu. Sedangkan proses memasak hingga menjadi lilin aromaterapi hanya dibutuhkan beberapa jam. 

"Karena minyaknya itu hanya perlu dimasak kemudian ditambahkan sterin dan krayon setelah itu ditetesi  essential oil, estimasi waktunya sekitar 1-2 jam," ujar Agata. 

Untuk ukuran 500 gram sterin, Agata dan Fransiska serta tim membutuhkan 1 liter minyak jelantah, sedangkan untuk pewarnaan sendiri bebas sesuai selera apakah menginginkan warna yang mencolok atau tidak terlalu mencolok. 1 liter minyak jelantah bisa menghasilkan 8-9 lilin aromaterapi yang dituang kedalam wadah berupa gelas berukuran kecil. 

Diungkapkan Agata, bahan dasar minyak jelantah didapatkan dari minyak minyak goreng bekas pakai yang sudah digunakan berulang kali di rumah masing-masing siswa. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved