Unika Santu Paulus Ruteng

765 Calon Guru Profesional Unika Ruteng Ikut Seminar Jelang Pengukuhan Guru Profesional

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni Dekan FKIP Unika St Paulus Ruteng, Dr Yohanes Mariano Dangku,

Penulis: Robert Ropo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ROBERT ROPO
Menjelang Pengukuhan Guru Profesional, Unika St Paulus Ruteng Gelar seminar dengan topik 'Peran Guru yang Transformatif dalam Membentuk Generasi yang Berdaya Saing Global di Era Digital', Sabtu 14 Desember 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Robert Ropo

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Menjelang Pengukuhan Guru Profesional, Unika St Paulus Ruteng Gelar seminar dengan topik 'Peran Guru yang Transformatif dalam Membentuk Generasi yang Berdaya Saing Global di Era Digital', Sabtu 14 Desember 2024.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni Dekan FKIP Unika St Paulus Ruteng, Dr Yohanes Mariano Dangku, Dosen Unika St Paulus Ruteng, Dr. Marselus R. Payong, dan Dr Kristianus Viktor Pantaleon ini dilakukan secara daring dan diikuti oleh 765 orang mahasiswa-mahasiswi PPG yang merupakan para guru calon guru profesional. 

Dr Yohanes Mariano Dangku,S.Fil.,M.Pd, dalam kesempatan itu membawakan materi terkait Guru Profesional Edukatif, Transformatif, Dan Kolaboratif Pada Era Posthuman. 

Menurutnya dalam hal ini terkait Konteks & Fakultas yang edukatif, transformatif, kolaboratif & Ironi Humanisme: Dehumanisme dan Revolusi Teknologi. 

 

Baca juga: Expo FPP-FT Unika Ruteng: Sinergi Pertanian Modern dan Infrastruktur Hijau untuk Dunia

 

 

 

Guru Edukatif Transformatif, dan Kolaboratif Pada Era Posthuman dalam konteks Edukatif dimana watak mendidik. Transformatif: watak dinamis, kreatif, dan responsif. Dan kolaboratif: watak bekerja sama. 

Masih menurutnya, guru edukatif, transformatif, dan kolaboratif pada era posthuman dalam konteks revolusi teknologi, digitalisasi: digital visitor, digital natives, dan homo digitalis. 

Karena itu, kata Dangku, guru harus mempunyai spirit yakni semangat kepeloporan (Initiaveness Spirit), Intelektualitas: Kesarjanaan (Intellectuality Ethos), semangat kejuangan/kewiraan (Resilient Spirit), agensi perubahan (The Change Agency), profesional profetik (Prophetic Professional). 

Lebih lanjut Dangku juga menerangkan urgensi pascahumanisme pada era digital yakni etimologi adalah humanisme dimana pandangan dan sikap bahwa manusia bermartabat sehingga patut dihormati dan menjadi pusat sehingga tidak boleh dikorbankan.  Operasional Pascahumanisme: perspektif yang menentang pandangan dan sikap yang terlalu memusatkan/menomorsatukan manusia sehingga dan menekankan interconnectedness di antara mahluk dan sistem. 

Dalam konteks pascahumanisme diimplementasikan dengan Pascahumanisasi yakni proses melalui mana sebuah masyarakat menyadari diri, menempatkan diri, dan memperlakukan diri menjadi anggota semesta dan membangun struktur, dinamika, dan makna Masyarakat selaras pandangan pascahuman.

Beberapa Pandangan Pascahumanisme yakni Antihumanisme, Pascahumanisme kultural: Humanisme telah membudaya sehingga perlu dibersihkan dan pascahumanisme dibudayakan: budaya “humanism" perlu didekontruksi dan  Pascahumanisme filosofis dan transhumanisme pascahuman 

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved