Pengungsi Lewotobi dan Nostalgia Pasar Boru Jelang Natal, Viral di Medsos

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Natal menjadi kesempatan terbaik bagi tiap orang untuk kembali berkumpul dengan sanak keluarga, sahabat maupun kenalan.

Natal menyediakan tempat yang tampan bagi tiap orang untuk merajut kasih dan persaudaraan, larut dalam kegembiraan merayakan kelahiran sang penebus.

Merayakan Natal tak serta merta berkumpul saja namun lebih daripada itu membutuhkan persiapan tertentu. Misalnya berbelanja baju natal, membuat kue natal, membangun kandang natal maupun yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan bumbu dapur dan aneka bahan masakan yang dapat dinikmati bersama saat merayakan natal.

Dalam upaya menyediakan kebutuhan dapur itu pasar menjadi tempat strategis memperoleh segala bahan yang diinginkan. Untuk itu, pasar menjadi salah satu tempat yang paling ramai dikunjungi saat natal. 

Baca juga: Posko Pengungsi Lewotobi Becek Berlumpur, Undang Nyamuk dan Lalat, Penyintas Tak Nyaman

Dikarenakan banyaknya pengunjung, pasar dapat menciptakan kenangan tersendiri bagi tiap insan yang berinteraksi di dalamnya. Senda gurau, canda tawa dan segala aneka pengalaman dapat tercipta saat berada di Pasar. 

Hal ini akhirnya menyebabkan eksistensi pasar tak hanya sekedar tempat berbisnis namun tempat bernostalgia tiap kali natal tiba.

Dan persis menjelang Natal 2024, memori pengungsi lewotobi akan suasana ramai pasar Boru Jelang Natal kembali viral di medsos. Pasar Boru merupakan salah satu tempat teramai di Kecamatan Wulanggitang tiap kali natal.

Namun kini, pasar itu nampak sepi seakan tak bertuan semenjak Gunung Lewotobi meletus beberapa bulan lalu. Status gunung yang masih awas memaksa pihak terkait tetap menutup Pasar Boru demi menjaga keamanan dan keselamatan warga.

Nostalgia Pasar Boru

Pasar Boru terletak di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, berada di Kaki Gunung Lewotobi yang meletus beberapa bulan lalu bahkan masih Meletus hingga kini.

Pasar ini menjadi salah satu tempat teramai di Kecamatan Wulanggitang. Tempat pertemuan warga dari beberapa desa.

Status pasar ini belum dibuka secara umum, mengingat ancaman letusan Gunung Lewotobi masih terasa.