Berita Manggarai

Kisah Pengabdian Tulus Ibu Guru Yasinta di Desa Terpencil Rana Gapang Manggarai Timur

alan yang dilalui Yasinta tidaklah mudah. Medannya terjal dan berbahaya, terutama saat musim hujan ketika jalan berubah menjadi licin

|
Editor: Nofri Fuka
zoom-inlihat foto Kisah Pengabdian Tulus Ibu Guru Yasinta di Desa Terpencil Rana Gapang Manggarai Timur
TRIBUNFLORES.COM/ISTIMEWA
Ibu Yasinta Jerita, seorang guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Reweng, yang terletak di sebuah desa terpencil, Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur menjadi simbol pengabdian tulus terhadap dunia pendidikan.

Oleh: Mahasiswa Unika St Paulus Ruteng, Aventus Adito Warmandino

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Ibu Yasinta Jerita, seorang guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Reweng, yang terletak di sebuah desa terpencil, Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur menjadi simbol pengabdian tulus terhadap dunia pendidikan. 

Bagaimana tidak, setiap hari ibu Yasinta rela berjalan kaki sejauh tiga kilometer melewati jalan berbatu untuk mengajar murid-muridnya. 

Dengan dedikasi tinggi, ia telah mengabdi di sekolah tersebut selama sembilan tahun, meskipun hanya menerima gaji sebagai guru honorer.

Jalan yang dilalui Yasinta tidaklah mudah. Medannya terjal dan berbahaya, terutama saat musim hujan ketika jalan berubah menjadi licin. Namun, Yasinta tetap melangkah dengan penuh semangat. 

 

Baca juga: Yasinta Ome asal Ende Sebut Berkat BPJS Kesehatan Nyawa Terselamatkan

 

 

Baginya, pendidikan anak-anak di desa itu adalah prioritas utama. 

"Saya ingin anak-anak di sini punya masa depan yang lebih baik. Mereka adalah harapan desa ini," ujar Istri dari Oktavianus Mantatin ini dengan senyum tulus.

Sekolah tempat Yasinta mengajar hanya memiliki sedikit guru. 

Meski berteduh dibawah gedung  berdinding bambu dengan kayu yang sudah lapuk, ia tetap memberikan yang terbaik. 

Alumni Universitas Flores ini tetap semangat dalam mendidik anak-anaknya.

Selama sembilan tahun mengabdi, Yasinta belum mendapatkan status pegawai tetap. 

Gaji yang diterimanya sebagai guru honorer hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yasinta tidak pernah mengeluh. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved