Mengenal Sejarah Tahun Yubelium atau Tahun Suci dalam Tradisi Gereja Katolik

Lebih dari setengah juta peziarah melakukan perjalanan ke Roma untuk memperingati Yubelium tahun 1825. Karena Basilika Santo Paulus sedang dalam pembangunan baru, setelah hancur oleh kebakaran dua tahun sebelumnya, Paus Leo XII mengganti kunjungan ke Basilika Santo Paulus di luar tembok dengan Basilika Santa Maria di Trastevere. 

Dua puluh lima tahun kemudian, Tahun Suci tidak dapat diselenggarakan karena situasi yang tidak menentu di Republik Romawi dan pengasingan sementara Pius IX. Akan tetapi, Paus ini memang mengumumkan Tahun Suci 1875, meskipun tidak ada upacara pembukaan Pintu karena pendudukan Roma oleh pasukan Raja Vittorio Emmanuele.

Paus Leo XIII-lah yang menyerukan Yubelium Kristen ke-22 yang membuka abad ke-20 era Kristen, yang ditandai dengan enam beatifikasi dan dua kanonisasi, (Santo Jean Baptist de La Salle dan Santa Rita da Cascia). Pada Tahun Suci 1925, Pius XI ingin mengarahkan perhatian umat beriman kepada karya misi yang luar biasa. 

Untuk mendapatkan indulgensi, umat diminta untuk berdoa (sesuai dengan niat Paus) untuk perdamaian di antara orang-orang. Pada tahun 1950, beberapa tahun setelah Perang Dunia II, Pius XII menyerukan Tahun Suci dengan indikasi berikut: pengudusan jiwa melalui doa dan penebusan dosa dan iman yang tak pernah gagal kepada Kristus dan Gereja; tindakan untuk perdamaian dan perlindungan Tempat-Tempat Suci; pembelaan Gereja terhadap serangan terus-menerus oleh musuh-musuhnya; doa untuk karunia iman bagi mereka yang salah, dan bagi orang-orang yang tidak percaya; promosi keadilan sosial dan bantuan bagi orang miskin dan yang membutuhkan. 

Pada tahun inilah Paus menetapkan Kenaikan Maria, Bunda Yesus, ke Surga sebagai dogma iman Katolik (1 November 1950). Yubelium biasa terakhir diadakan pada tahun 1975 oleh Paus Paulus VI dengan dua tema utama untuk refleksi dan tindakan: Pembaruan dan Rekonsiliasi.

Sumber Vatikan News

Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News