Unika Santu Paulus Ruteng

RD Ledobadus: Yayasan Santu Paulus Ruteng Mengemban Misi Menyelenggarakan Pendidikan Bermutu

“Perjalanan yang panjang dan penuh liku, tetapi lembaga ini masih eksis bahkan bertransformasi, karena beberapa faktor. Pertama

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-HUMAS UNIKA RUTENG
SAMBUTAN - Ketua Yayasan Santu Paulus Ruteng, RD. Ledobadus Roling Mujur memberikan sambutan dalam acara Pengukuhan Prof. Dr. Hieronimus Canggung Darong, S.S., M.Pd sebagai guru besar ke-3 Unika Santu Paulus Ruteng yang digelar secara terbuka di Aula GUT Lantai 5, Jumat 28 Februari 2025, tepat pukul 08.00 Wita. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Pada momen pengukuhan Prof. Dr. Hieronimus Canggung Darong, S.S., M.Pd sebagai guru besar ke-3 Unika Santu Paulus Ruteng, Ketua Yayasan Santu Paulus Ruteng, RD. Ledobadus Roling Mujur mengungkapkan, Yayasan Santu Paulus Ruteng mengemban misi "menyelenggarakan pendidikan yang bermutu." 

Sejak tahun 1959, lanjut beliau, yayasan ini menyelenggarakan pendidikan tinggi, dimulai dari KPK sampai menjadi Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng sejak tahun 2019. 

“Perjalanan yang panjang dan penuh liku, tetapi lembaga ini masih eksis bahkan bertransformasi, karena beberapa faktor. Pertama, yang paling utama adalah penyelenggaran Tuhan sendiri.  Kami percaya bahwa kuasa Tuhan meresapi seluruh lini lembaga ini. Kedua, lembaga ini setia pada identitas dan karakter dasar, yakni perguruan tinggi yang bersandar pada nilai-nilai katolik. Identitas dasar ini mendorong, tidak menghalangi transformasi" 

"Ketiga, kehadiran orang-orang yang luar biasa penuh pengabdian, orang-orang yang setia, cerdas, komunikatif dan selalu siap berkolaborasi. Unika menjadi besar karena memiliki sumber daya manusia yang andal dan mumpuni,” ungkap RD. Ledobadus. 

 

Baca juga: Unika Ruteng Kukuhkan Guru Besar, Uskup Labuan Bajo: Kampus Ini Telah Menjadi Mercusuar Pengetahuan

 

 

You Transform Me

Demikianlah moto Prof. Hiero. Motto ini menegaskan kerendahan hati Prof. Hiro. Ketika Prof. Hiro mencapai puncak gunung, beliau tidak sesumbar mengatakan: AKU DI SINI KARENA KEHEBATANKU. 

Lebih lanjut, RD. Ledobadus mengungkapkan, Prof. Hiero menunjuk Tuhan di tempat pertama sebagai penyelenggara utama. Selain itu, ada banyak pihak yang telah berperan menjadikannya berdiri di titik ini. 

“Prof. Hiero mau mengatakan bahwa dibalik semua kesuksesannya, ada seorang yang membuatnya fokus. Prof. Hiro bisa bekerja baik karena ada seseorang yang memastikan perutnya kenyang, memastikan pakaiannya siap di gunakan, memastikan bahwa setiap selesai bekerja keras dan lelah, ada tempat untuk dia pulang dan tidur. Intinya, Prof. Hiro tidak menepuk dada, bahkan dengan rendah hati mengatakan, ENGKAU YANG MEMBUAT AKU BERTRANSFORMASI. Ketika kita semua menunjuk-nunjuk orang sebagai penyebab kegagalan dan nasib buruk kita, Prof. Hiero malah menunjuk orang lain sebagai penyebab kesuksesannya. Prof. Hiero menampar kita dengan sangat keras,” jelas RD. Ledobadus. 

Kesempatan lain, Bernardus Tube Beding, kolega dosen mengungkapkan bahwa moto yang dipilih Prof. Hiero merupakan refleksi perjalanan hidup yang diubah oleh kehadiran orang lain dalam perjuangan. 

“Perjuangan akan selalu dimulai dan dibentuk dari “orang lain” (keluarga, para sahabat, rekan kerja, dan sesama lain) dan harus kembali kepada mereka. Prof. Hiero seorang pribadi yang percaya bahwa berjumpa dan bersama orang lain membentuk kehidupannya bertumbuh dan berarti. Dia sungguh menjaga marwah kepercayaan orang lain dalam hidupnya,” ungkap dosen asal Lamalera Lembata itu. 

Lebih lanjut, dosen yang biasa disapa Ama Berno itu mengungkapkan, perjalanan Prof. Hiero menuju kesuksesan tidaklah mudah. 

Beliau berasal dari desa dan harus berjuang keras untuk mendapatkan pendidikan tinggi hingga meraih jabatan tertinggi sebagai Guru Besar.

Berkat dukungan orang tua, sang istri, anak-anak, keluarga, rekan-rekan kerja, para dosen, para mahasiswa, teman-teman seperjuangan sejak SD hingga Pascasarjana Prof. Hiero berhasil.

Saat ditemui, Prof Hiero mengungkapkan, gelar yang diperolehnya memiliki konsekuesi.

“Mendapatkan status akademik sebagai guru besar, tentu memiliki konsekuensi pertanggungjawaban moral yang besar,” ungkap dosen asal Beokina, Manggarai itu. 

Prof. Hiero juga mengatakan, ia harus memposisikan diri untuk tidak bisa bebas nilai. 

“Jabatan akademik ini mengharuskan saya untuk memiliki nilai-nilai tertentu dalam melakukan perubahan, walaupun dengan tindakan-tindakan kecil,” ujar dosen Prodi Pendidikan bahasa Inggris tersebut. 

Prof. Dr. Hieronimus Canggung Darong, S.S., M.Pd. lahir di Beokina, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai pada tanggal 8 Juli 1978 dari pasangan Romanus Dama dan Sobina Lemong. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved