Sejarah dan Makna Jalan Salib

Sejarah dan Makna Jalan Salib dalam Gereja Katolik 

Jalan salib memiliki sejarah dan maknanya, simak selengkapnya di bawah ini;

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-Sie Dokumentasi OMK Paroki Moni
JALAN SALIB - Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Hati Tersuci St. Perawan Maria Moni, Keuskupan Agung Ende, menggelar tablo jalan salib pada hari Jumat Agung 7 April 2023. Tablo jalan salib ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 10.00 WITA dan melibatkan semua umat Paroki Hati Tersuci St. Perawan Maria Moni. Jalan salib memiliki sejarah dan maknanya, simak selengkapnya di bawah ini. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Memasuki masa Prapaskah, Umat Katolik akan melaksanakan jalan salib.

Dalam jalan salib, Umat Katolik merenungkan sengsara dan wafatnya Yesus Kristus.

Jalan salib dilaksanakan hingga berpuncak pada Hari Raya Jumat Agung pada masa Paskah.

Jalan salib memiliki sejarah dan maknanya, simak selengkapnya di bawah ini;

 

Baca juga: Umat Katolik Kuasi Paroki Kristus Raja-Kisa, Ikut Jalan Salib Tematis Sejauh 3 Kilometer

 

 

Sejarah Jalan Salib

Devosi Jalan Salib telah berakar lama dalam Gereja Katolik.

Ini diawali dengan tradisi para peziarah yang mengunjungi Yerusalem.

Sejak abad ke-4, zaman Kaisar Konstantin, para peziarah telah mempunyai tradisi berdoa merenungkan sengsara Yesus melalui jalan yang sekarang dikenal dengan Via Dolorosa, walaupun pada masa itu belum disebut demikian.

Tradisi menyebutkan bahwa setiap hari setelah wafat-Nya, Bunda Maria mengunjungi rute perjalanan sengsara Puteranya Yesus, dari tempat-Nya menerima hukuman mati sampai ke Golgota.

Santo Jerome dan Santo Hieronimus juga menyebutkan banyaknya peziarah yang mengunjungi tempat-tempat kudus di Yerusalem pada zamannya.

Dari sinilah kita mengetahui bahwa sejak awal telah ada tradisi merenungkan sengsara Kristus yang kita kenal sekarang sebagai Jalan Salib seperti disadur dari katolisitas.org, Kamis 16 Februari 2023.

Setelah itu, dikenal beberapa versi Jalan Salib, seperti yang ditetapkan oleh Alvarest Yang Terberkati (1420), Eustochia, dan Emmerich (1465) dan Ketzel.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved