Jenazah Korban KKB Asal Flores Timur
Sosok Rosalia Rerek Sogen di Mata Gurunya di Flores Timur, Sangat Cerdas Matematika dan Murah Hati
Korban KKB Papua Rosalia Rerek Sogen adalah murid cerdas apa lagi tentang pelajaran matematika. Ia kini telah pergi selamanya.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Di mata Martinus Balan (56) Rosalia Rerek Sogen adalah murid cerdas apa lagi tentang pelajaran matematika.
Kecerdasan dan prestasi perempuan kelahiran 26 Januari 1995 itu ia tahu persis saat mendidiknya di SMPK St. Isodorus Lewotala, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Martinus saat itu mengasuh mata pelajaran Bahasa Inggris. Prestasi amademiknya pada pelajaran ini cukup bagus.
Guru-guru senang atas prestasi Rosalia, khususnya matematika.
Baca juga: Cerita Kadis PKO Yahukimo Papua Antar Jenazah Korban KKB Sampai di Rumah Duka Rosalia Rerek Sogen
"Almarhumah ini murid saya, orangnya cerdas matematika. Tamat SMP lanjut SMA juga tetap gemar matematika," katanya Martinus di Larantuka Selasa 25 Maret 2025 sore.
Kecintaan terhadap matematika tak berhenti di jenjang SMP dan SMA. Rosalia lanjut kuliah FKIP Matematika di Undana Kupang hingga bergelar sarjana.
Ilmu tersebut ia terapkan ke tempat rantau, mulai dari Kalimantan dan terakhir di Papua Pegunungan, tepatnya di Distrik Anggruk.
Di depan Bandara Gewayantana Larantuka, Martinus menunggu kedatangan jenazah yang diberangkatkan dari Jayapura, Papua, Selasa, 25 Maret 2025.
Martinus tiba di Bandara sekira pukul 14.00 Wita atau 1,5 jam sebelum jenazah Rosalia tiba pada pukul 15.30 Wita. Dia datang bersama ratusan guru di Flores Timur.
Ada air mata yang ia tahan di balik kelopak mata yang tak berhenti berkedip. Murid yang cerdas itu meninggal dalam serangan brutal KKB Papua pada Kamis petang kemarin.
Peristiwa ini menjadi duka tersakit selama ia mengabdikan diri. Martinus juga mengenang sosok Rosalia sebagai pribadi yang pendiam.
Baca juga: Ribuan Warga Flores Timur Jemput Jenazah Korban KKB Papua, Dikuburkan Hari Ini di Desa Bantala
"Orangnya sangat pendiam, tapi ramah dan murah hati," ungkap Martinus menahan tangis.
Martinus yang kini menjabat Kepala Sekolah pada SDN Waitiu sekaligus Ketua PGRI Cabang Lewolema menyebut kematian Rosalia adalah duka bagi semua guru sebagai pahwalan tanpa tanda jasa.
Guru lainnya, Maria Natalia Ana Yusti (35), kagum dengan Rosalia. Di satu sisi ia mengaku sakit hati terhadap jasa guru pedalaman yang membawa misi mencerdaskan anak bangsa namun dibunuh secara sadis.
"Bagi saya, beliau orang yang luar biasa. Beliau memilih merantau di tempat yang mungkin saja belum diketahui pasti. Atas peristiwa pembantaian oleh KKB ini, saya sebagai rekan guru dan sebagai perempuan merasa sangat sakit hati," ungkapnya.
Guru-guru berseragam PGRI memadati halaman Bandara. Sekira pukul 15.30 Wita, jenazah akhirnya tiba. Ratapan diiringi nyanyian lagu "Himne Guru" menggema di tempat itu.
Rosalia adalah guru yang dikontrak Yayasan Serafi selama 4 tahun. Belum selesai masa kontrak, ia tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Kamis, 20 Maret 2025 sore.
Dalam penyerangan brutal dan tak manusiawi itu, ada enam korban lain mengalami luka-luka. Semuanya berasal dari NTT dan Rosalia adalah satu-satunya korban tewas. Hati terasa sesak saat meliput kedatangannya.
Jenazah diantar Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Yahukimo, Aqso Balingga, Ketua Yayasan Serafi, Nehes Jhon Fallo, dan utusan keluarga di Papua.
Pada Rabu, 25 Maret 2024 pukul 09.00 Wita, jenazah dimakamkan secara kenegaraan di rumah duka di Desa Bantala, Kecamatan Lewolema.
Isak Tangis
Sebelumnya, jenazah Rosalia Rerek Sogen disambut tangis ribuan manusia di pintu Bandara Gewayantana Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa 25 Maret 2025 sore.
Guru-guru berseragam PGRI mengusap air mata dengan tangan saat keluarga menangis histeris sambil memeluk peti.
Jenazah diantar dengan pesawat kecil warna putih. Nama dan jenisnya tidak sempat ditanya. Terbang dari Papua ke Ambon kurang lebih 3,5 jam lalu lanjut ke Flores Timur selama 4 jam lamanya.
Rosalia Rerek Sogen adalah guru di pedalaman Papua. Dia dikontrak Yayasan Serafi selama 4 tahun, namun sebelum kontraknya selesai, dia tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Kamis, 20 Maret 2025.
Dalam penyerangan brutal dan tak manusiawi itu, ada enam korban lain mengalami luka-luka. Semuanya berasal dari NTT dan Rosalia adalah satu-satunya korban tewas. Hati terasa sesak saat meliput kedatangannya.
Jenazah diantar Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Yahukimo, Aqso Balingga, Ketua Yayasan Serafi, Nehes Jhon Fallo, dan utusan keluarga di Papua.
Kepada Aqso, pilot pesawat menyebutkan mereka terbang selama delapan jam untuk bisa tiba ke Flores Timur. Perjalanan memakan waktu cukup lama dengan pesawat yang dirental alias carter itu.
"Total tadi pilot bilang delapan jam. Kalau dari Tual ke Larantuka empat jam," katanya kepada awak media di rumah duka di Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, Flores Timur, Selasa, 25 Maret 2025.
Sebenarnya, ujar Aqso, Gubernur NTT, Emanuel Melkianes Laka Lena telah menunggu jenazah di Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT. Namun takut waktu penerbangan akan lebih lama.
"Pak Gubernur sudah tunggu dengan krans bunga di Kupang, tapi kalau kita kesana nanti besok baru tiba (di Flores Timur)," ujarnya.
Aqso dan pengantar jenazah memilih untuk tak singgah, karena jenazah harus segera dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Terhadap penyerangan di Distrik Anggruk, tempat korban bekerja, Aqso mengaku bahwa baru pertama terjadi. Selama ini tidak pernah ada penyerangan. Peristiwa dimaksud akan menjadi perhatian khusus Pemerintah Daerah Yahukimo.
"Untuk urusan pendidikan, kami akan lakukan evaluasi selama satu tahun ini,"ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen, menyampaikan terima kasih untuk Pemda Yahukimo yang dinilai bertanggung jawab mengantar jenazah ke kampungnya.
"Mereka sangat bertanggungjawab, komunikasi awal cukup sulit, kita pikir masih butuh waktu beberapa hari ke depan untuk pemulangan jenazah. Tapi usaha serius mereka, jenazah bisa tiba lebih cepat,"kata Anton Doni Dihen.
Jenazah Rosalia Rerek Sogen akan dikuburkan secara kenegaraan, Rabu, 26 Maret 2024 pukul 09.00 Wita. (CBL)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.