Berita Kota Kupang
Penanganan Sampah di Kota Kupang Masih Tradisional dan Menuai Banyak Masalah
Akademisi Kesehatan dari Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang, Vinsensius Belawa Making memberi penjelasan penanganan sampah di Kota Kupang.
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Akademisi Kesehatan dari Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang, Vinsensius Belawa Making memberi penjelasan penanganan sampah di Kota Kupang.
Mantan Dekan Fakultas Kesehatan UCB itu berkata, pengelolaan sampah di Kota Kupang saat ini masih tradisional. Ujungnya memberikan persoalan lagi.
"Saat ini Kota Kupang memiliki sistem pengelolaan sampah yang masih tradisional dan menuai banyak persoalan," kata Vinsen Making, Rabu (2/4/2025).
Meski begitu, dia mengapresiasi Pemerintah Kota kepemimpinan Chris Widodo dan Serena Francis yang mulai berupaya mengubah wajahnya Kota Kupang secara perlahan dari masalah sampah. Pengelolaan sampah modern menjadi konsep utama.
"Memang ini tidak mudah. Perlu waktu dan energi yang tidak sedikit. Kita harus mulai dari pemerintah paling bawa yaitu RT. Pada tingkat ini harus sudah ada manajemen sampah yang smart, minimal ada tong sampah yang terpilah sampah organik dan anorganik," ujarnya.
Baca juga: FIFA dan PSSI Perkuat Standar Keamanan dan Keselamatan Stadion Indonesia
Selanjutnya, harus ada sistem pengangkutan yang rutin, teratur untuk ke tempat sortir sementara. Pada tahap ini perlu kerjasama semua pihak termasuk dunia usaha dan kampus. Sistem pemilahan dan daur ulang sampah harus ada di tahap ini.
Semua sampah, kata dia, bila perlu tidak boleh terbuang ke TPA, tetapi harus habis terurai dengan teknologi. Sampah basah harus bisa diolah menjadi biogas dan yang lainnya sedangkan sampah anorganik dapat di daur ulang dengan teknologi menjadi bahan yang ramah lingkungan.
"Semua ini perlu kerja keras, kerja sama dan kerja cerdas dan kontinu semua pihak," katanya.
Demikian juga dengan proses pengangkutan sampah ini harus cepat dilakukan. Karena jika tidak maka akan menjadi sarang bibit penyakit, seperti lalat, bakteri dan menyebabkan bau yang dapat menggangu sistem pernafasan
"Apabila saat ini, pemerintah masih kekurangan dana dalam proses mobilisasi sampah maka disarankan masyarakat setiap RT untuk mengumpulkan iuran untuk pihak ketiga," katanya. (fan)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
BMKG Imbau Potensi Cuaca Signifikan Jelang Arus Balik, NTT Waspada Angin Kencang |
![]() |
---|
FIFA dan PSSI Perkuat Standar Keamanan dan Keselamatan Stadion Indonesia |
![]() |
---|
Pemprov NTT Siapkan Tiket Kapal Gratis Peziarah Semana Santa di Larantuka, Tiap Paroki 40 Orang |
![]() |
---|
Wisata Penyangga Pantai Ligota, Pemdes Compang Ndejing Benahi Muara Wae Musur Jadi Kolam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.