ETMC Kota Kupang 2025

Isu Perpecahan Askab Flores Timur vs Manajemen Perseftim Diduga Soal Keuangan

"Ketika di Kupang, saya agak ketat dengan pola manajemen yang berbeda. Sementara di satu sisi, beliau (Jhon Kopong

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-ISTIMEWA
POSE BERSAMA - Manajer Perseftim, Herman Vicky Betan (kiri) saat berpose bersama Ketua Askab Flores Timur, Jhon Kopong (bertopi) di Kupang, NTT. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Tubuh Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Flores Timur kini diisukan pecah usai manajemen tim Perseftim tiba-tiba dirombak Ketua Askab, Jhon Kopong.

Perombakan manajemen Perseftim membuat posisi Manajer Teknis, Herman Vicky Betan dan Manajer Umum, Nikolaus Beoang, harus ditendang dari dalam sistem. Tidak hanya itu, Askab juga mengganti posisi bendahara, tim medis, dan kitman.

Kisruh ini berdampak pada sejumlah pemain dan pelatih yang memilih mengundurkan diri jelang gelaran Liga IV Nasional di Yogyakarta sekira 15 April 2025 mendatang. Mereka tidak nyaman dan tak sepakat dengan perombakan manajemen yang diduga sarat kepentingan.

Menurut Herman Vicky Betan, persoalan mulai terasa ketika Perseftim berlaga di ETMC XXXIII Kota Kupang. Kisruh terus berlangsung berawal dari transparansi keuangan hingga saling beda pendapat.

 

Baca juga: Pemain Perseftim Flores Timur Mengundurkan Diri, Terancam Batal Ikut Liga 4 Nasional

 

 

"Ketika di Kupang, saya agak ketat dengan pola manajemen yang berbeda. Sementara di satu sisi, beliau (Jhon Kopong) sebagai Ketua Askab mau mengatur semua. Sehingga kami sering beda pendapat di Kupang terkait dengan keuangan ini," ujarnya, Minggu, 6 April 2025.

Menurutnya, persoalan keuangan diatur oleh bendahara. Pihak Askab, katanya, hanya terima laporan pertanggung jawaban. Vicky menyebut uang yang dibawa ke ETCM Kupang sebesar Rp 40.000.000 dari total Rp 190.000.000.

"Saya, prinsipnya bendahara di menajemen kan ada, jadi dia hanya tinggal tunggu laporan saja, apa lagi kami tidak terlalu beban karena uang yang kami bawa hanya Rp 40.000.000. Sisanya itu kan ada di Askab, mereka tidak kasih kami utuh Rp 190.000.000 yang ada di KONI itu," beber Vicky.

Manajemen tim bersama pelatih berhasil membawa Perseftim juara III ETMC. Bagi Vicky, prestasi setelah 15 tahun tanpa gelar juara itu tidaklah muda. Selama di Kupang, pihaknya mencari tambahan anggaran melalui relasi tim pengurus.

"Selebihnya, sampai juara III itu uang kami cari di sana," ungkapnya.

Saat Perseftim mendapatkan hadiah Juara III, manajemen meminta pendapat forum terdiri dari pemain dan pelatih. Menururnya, uang itu dibagi sesuai kesepakatan forum.

Terhadap pola ini, ungkap Vicky, tak diterima Ketua Askab. Uang tersebut diminta juga untuk membayar utang saat Training Center (TC) di Larantuka.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved