Jalan Salib Katolik

Ini Alasan Umat Katolik Perlu Mengikuti Jalan Salib

Simak selengkapnya beberapa alasan orang Katolik perlu mengikuti jalan salib.

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
Ibadat Jalan Salib di Gereja Katedral Maumere, Sikka. Simak selengkapnya beberapa alasan orang Katolik perlu mengikuti jalan salib. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Ada beberapa alasan yang mengharuskan umat Katolik untuk mengikuti devosi jalan salib. 

Alasan-alasan itu seperti menumbuhkan rasa cinta hingga berpangkal pada kesetiaan.

Devosi jalan salib memang tidak mudah namun juga dapat menjadi saran melatih kesabaran manusiawi kita.

Simak selengkapnya beberapa alasan orang Katolik perlu mengikuti jalan salib.

 

Baca juga: Contoh Teks Lengkap Jalan Salib Tematis dalam Agama Katolik

 

 

1. Menumbuhkan Rasa Cinta kepada Ekaristi

Berdevosi dapat menumbuhkan rasa cinta kita kepada Ekaristi. Melalui devosi jalan salib kita merenungkan kisah sengsara Yesus hingga wafat di Kayu salib.

Kesadaran akan dosa yang kita peroleh dari Jalan Salib semestinya mengarahkan kita pada cinta akan Ekaristi. Dalam Ekaristi kita mendengar perkataan “Inilah tubuh-Ku yang dipersembahkan bagimu … Inilah darahku yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa”. 

Perkataan Yesus ini mencapai pemenuhannya ketika Ia wafat di Salib, setelah Ia menempuh Jalan Salib yang penuh kesengsaraan. Ekaristi adalah persembahan diri Kristus di salib kepada Bapa.

Jalan Salib mengingatkan kita akan besarnya kasih Allah kepada manusia, kasih yang tak berkesudahan, yang berujung pada wafat dan kebangkitan-Nya. 

Dan kenangan akan kasih Allah kepada kita, akan mendorong kita untuk mengasihi Tuhan, mengasihi Dia yang hadir dalam Ekaristi.

2. Menumbuhkan Kesadaran akan Dosa

Devosi Jalan Salib juga merupakan sarana yang efektif untuk memulihkan kesadaran kita akan dosa.

Kehidupan Yesus Kristus adalah kisah cinta terindah yang kita miliki. Kisah ini adalah cerita cinta Allah bagi umat ciptaan-Nya, manusia. 

Namun anehnya (dan misteriusnya), keindahan cinta ini juga melibatkan aspek penderitaan. Keindahan cinta ini juga mencakup realita dosa manusia. 

Bukan untuk menakut-nakuti atau membuat kita merasa ngeri, melainkan realita dosa inilah yang hendak ditebus oleh Sang Juru selamat. 

Sang Penebus dunia, dengan turun ke dunia menjadi manusia dan tinggal di antara kita, ingin membebaskan kita dari realitas dosa yang memperbudak kita.

3. Melatih Kesabaran

Manusia cenderung ingin melarikan diri dari kesulitan dari penderitaan. Terkadang manusia merasa tidak kuat menanggung kesusahan apapun bentuknya.

Dalam berdevosi Jalan Salib, ada berbagai kesulitan-kesulitan kecil yang kita temui: rasa lelah, mengantuk, dan bosan. 

Bisa juga lutut  terasa sakit karena harus terus menerus berdiri dan berlutut. Namun persis berbagai kesulitan kecil inilah yang menjadi ujian kita untuk bersabar.

4. Membina Perasaan Kita

Seseorang akan mencari devosi yang paling cocok dengan diri mereka, yang dapat membuat mereka merasa “terhubung” sehingga devosi ini dapat dilakukan dari dalam hati. 

Dengan kata lain, ada anggapan bahwa kita harus bisa jatuh cinta dulu dengan devosi ini, harus merasa cocok terlebih dahulu, baru lah kita memutuskan untuk mendoakannya.

5. Menguatkan Kehendak untuk Setia

Devosi Jalan Salib merupakan devosi yang memakan waktu cukup lama. 

Kerap kali, godaan yang muncul ketika kita berdoa terlalu lama adalah rasa lelah, mengantuk, atau bosan, sehingga timbul kecenderungan untuk cepat-cepat menyelesaikan devosi ini. 

Hal-hal ini pada umumnya merupakan hambatan dalam berdoa, dan bila kita mampu mengatasinya, maka kehendak kita dapat semakin dikuatkan.

Dengan begitu kita dapat memiliki kehendak yang kuat untuk setia.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved