Paskah 2025

Ini Jadwal Misa Tri Hari Suci di Paroki Assumpta Kupang

Umat Katolik sudah memasuki masa Pekan Suci Paskah 2025. Perayaan dimulai sejak Minggu Palma pada 13 April kemarin, dan perayaan Kamis Putih 17 April,

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/IRFAN BUDIMAN
Tampak depan Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Kota Baru Kupang, Rabu (16/4/2025). 

Masa Prapaskah ini umat Katolik diajak untuk merenungkan tema Pertobatan Ekologis. Hal ini sejalan dengan semangat Tahun Yubileum 2025, sebagai sebuah ziarah pengharapan.

“Di masa Prapaskah umat Katolik merenungkan tema Pertobatan Ekologis. Dan tahun ini sungguh berahmat karena kita merayakan Paskah pada Tahun Yubileum, sebuah ziarah pengharapan,” katanya.

Dalam pesan Paskah, RD Rudy mengajak untuk membangkitkan pengharapan kita kepada Tuhan sebagai sumber kerahiman dan belas kasih.

“Tuhan adalah sumber kerahiman dan belas kasih yang selalu membuka pintu,” ujarnya.

Ia mengatakan simbol Porta Santa atau Pintu Suci di Tahun Yubileum ini melambangkan ajakan untuk membuka hati agar Yesus dapat masuk dan memperbarui hidup umat.

“Kita membuka hati dengan menjadi lebih sabar, lebih tabah dalam penderitaan dan kesulitan. Karena kita percaya bahwa kita datang pada Yesus berjamu bersama dengan Dia dan mati di dalam dosa dan bangkit bersama Dia,” ungkapnya.

Ia juga mendorong umat untuk saling menguatkan, meneguhkan, dan membangun relasi yang baik antar sesama manusia. Ini sebagai wujud nyata iman akan kebangkitan.

Selain itu, ia mengajak umat untuk menjadikan bumi sebagai rumah bersama. Hal yang perlu dilakukan adalah menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.

“Kita mulai dari hal sederhana, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan air secara bijak, dan mengonsumsi makanan secukupnya,” ucapnya.

Ia mengingatkan bahwa sampah juga ada dalam diri manusia seperti iri hati, dendam, dan kebencian.

“Kita juga harus membuang sampah-sampah batin itu,” pesannya.

Ia menekan bahwa dalam semangat pertobatan ekologis ini, pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana pendukung. 

Ia berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan komunitasnya.

Gereja Katolik, katanya, sudah sejak lama menyuarakan keprihatinan terhadap krisis lingkungan melalui ensiklik Laudato Si.

“Bumi adalah rumah kita bersama,” tegasnya. (dim)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved