Breaking News

Paus Fransiskus

Homili Misa Requiem, Kardinal Re Mengingat Kembali 12 Tahun Kepausan Paus Fransiskus 

Paus Fransiskus memilih mengikuti jalan pemberian diri ini sampai hari terakhir kehidupannya di duni mengikuti jejak Tuhannya, Gembala yang Baik.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-VATICAN NEWS
MISA- Lautan manusia dalam Misa pemakaman Paus Fransiskus, Sabtu (26/4/2025) di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. 

TRIBUNFLORES.COM, VATIKAN- Misa pemakaman Paus Fransiskus, Sabtu (26/4/2025) di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, diikuti ratusan ribu orang dipimipin Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Kolese Para Kardinal. 

Lebih dari 200 ribu orang dari semua lapisan masyarakat memadati Lapangan Santo Petrus dan daerah sekitarnya pada Sabtupada Misa Requiem Paus Fransiskus.

Perayaan yang khidmat dan mengharukan diikuti sekitar 250 Kardinal, Patriark, Uskup Agung, Uskup, imam, dan religius yang ditahbiskan.Dalam homilinya, Kardinal Giovanni Battista Re Dekan menggali banyak hal penting dari 12 tahun pelayanannya sebagai Paus yang luar biasa dan intens, yang ditandai dengan gaya kedekatannya dengan umat dan spontanitas gerakannya hingga akhir, tetapi yang paling penting, cintanya yang mendalam kepada Gereja.

Seorang Paus yang Menyentuh Pikiran dan Hati Banyak Orang 

Berterima kasih kepada semua yang hadir dan menyampaikan salamnya kepada banyak Kepala Negara, Kepala Pemerintahan dan Delegasi Resmi dari seluruh dunia yang menghadiri Misa, Kardinal Re mencatat bahwa curahan hati yang disaksikan dalam minggu berkabung ini menunjukkan betapa kepausan Paus Fransiskus “menyentuh pikiran dan hati” banyak orang, tidak hanya di dalam Gereja.

 

Baca juga: Kardinal Giovani Battista Re Pimpin Misa Pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan St Petrus

 

 

Gembala yang Baik yang Dekat dengan Umatnya Sampai Akhir

Merujuk pada bagian Injil di mana Kristus menugaskan Petrus untuk menggembalakan kawanan domba-Nya, Kardinal Re mengatakan bahwa “Terlepas dari kelemahan dan penderitaannya menjelang akhir hayatnya, Paus Fransiskus memilih untuk mengikuti jalan pemberian diri ini sampai hari terakhir kehidupannya di dunia,” di mana ia “mengikuti jejak Tuhannya, Gembala yang Baik.”

“Gambaran terakhir yang kita miliki tentang dia, yang akan tetap terukir dalam ingatan kita, adalah pada hari Minggu lalu, Minggu Paskah, ketika Paus Fransiskus, meskipun memiliki masalah kesehatan yang serius, ingin memberikan berkatnya kepada kita dari balkon Basilika Santo Petrus. Beliau kemudian turun ke Lapangan ini untuk menyapa kerumunan orang yang berkumpul untuk Misa Paskah sambil mengendarai Popemobile dengan atap terbuka.”

Ia mengenang bagaimana keputusannya untuk mengambil nama Fransiskus “segera muncul untuk menunjukkan rencana dan gaya pastoral yang ingin ia jadikan dasar kepausannya, mencari inspirasi dari semangat Santo Fransiskus dari Asisi.”

Terbuka kepada Semua Orang dan Memperhatikan Tanda-tanda Zaman

Dengan temperamen dan bentuk kepemimpinan pastoralnya, dan melalui kepribadiannya yang tegas, kata Kardinal Re, “ia segera membuat jejaknya dalam tata kelola Gereja.”

“Dia adalah seorang Paus di tengah-tengah umat”, dengan hati yang terbuka terhadap semua orang, terutama yang terpinggirkan, yang terkecil di antara kita, tetapi ”juga seorang Paus yang memperhatikan tanda-tanda zaman dan apa yang dibangkitkan oleh Roh Kudus di dalam Gereja.”

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved